Tahun Pertama E-Ijazah, Dikbud Bengkulu Selatan Minta Sekolah Segera Validasi Data Siswa Residu

BENGKULU SELATAN, RAKYATBENGKULU.COM – Tahun 2025 menjadi momentum penting dalam transformasi sistem administrasi pendidikan di Indonesia. 

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mulai memberlakukan e-ijazah atau ijazah elektronik, menggantikan format cetak konvensional yang selama ini digunakan.

Dengan kebijakan baru ini, setiap sekolah yang telah terakreditasi akan mencetak ijazah secara mandiri, sesuai ketentuan yang berlaku. 

Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mendigitalisasi layanan pendidikan demi meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kemudahan akses dokumen resmi bagi peserta didik.

BACA JUGA:Harga Sawit di 11 Pabrik Mukomuko Anjlok, Tertinggi Rp 2.730 per Kg

BACA JUGA:Beraksi di 7 Lokasi, Pembobol Ruko di Bengkulu Selatan Kena Timah Panas

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Bengkulu Selatan, Lusi Wijaya melalui Kasubag Keuangan Herwan Anwar, S.Ip, mengimbau seluruh sekolah untuk segera melakukan validasi dan perbaikan data siswa residu, yakni siswa yang datanya belum sinkron antara sistem Dapodik dan Dukcapil.

“Sekarang ini masih tahapan perbaikan dan pe-valid-tan data di sekolah-sekolah untuk mengetahui apakah masih ada data siswa yang residu (belum valid antara data Dukcapil dan data Dapodik),” ujar Herwan, Sabtu 24 Mei 2025.

Setelah proses validasi selesai dan data siswa tidak lagi tergolong residu, maka sistem akan mengeluarkan Data Nominasi Sementara (DNS) sebagai dasar pencetakan e-ijazah.

Herwan menegaskan bahwa pencetakan e-ijazah oleh sekolah hanya dilakukan sekali, dan cetakan kedua akan dianggap sebagai duplikat. 

Oleh karena itu, tidak boleh terjadi kesalahan dalam penulisan informasi di dalamnya.

BACA JUGA:'Tempat Keduanya Luruh', Ungkapan Duka Najwa Shihab Kuatkan Hati di Tengah Kehilangan

BACA JUGA:Ratusan Sapi dan Kerbau Mati Akibat Wabah SE, Kemenag Mukomuko Terbitkan Imbauan

“Sebagai informasi awal, pencetakan e-ijazah oleh sekolah nantinya hanya satu kali cetak dan untuk cetakan yang kedua itu sudah duplikat sehingga tidak boleh ada kesalahan dalam penulisan,” katanya.

Sumber: