Draw The Line di Bengkulu, Desakan Transisi Energi Bersih yang Tak Bisa Lagi Ditunda
Desakan transisi energi bersih yang tak bisa lagi ditunda menggema dalam aksi kampanye iklim bertajuk "Draw The Line: Saatnya Energi Bersih, Bukan Janji!" --dokumen/rakyatbengkulu.com
3. Aparat penegak hukum menindak tegas kejahatan lingkungan oleh industri batubara sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2009.
4. Kementerian ESDM mempercepat implementasi energi baru terbarukan sebagaimana amanat UU No. 30 Tahun 2007 dan Perpres No. 112 Tahun 2022.
5. Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen nyata dalam forum internasional seperti COP 30 di Belém, Brasil, untuk menghentikan energi kotor dan mengejar target Perjanjian Paris.
BACA JUGA:Rakor Pemerintahan se-Sumatera 2025 Digelar di Batam, Mendagri Tito Beri Arahan Penting
BACA JUGA:Kasus Anak Cacingan di Seluma, Menteri PPPA Minta Pemda Perkuat Layanan Kesehatan Dasar
Lima tuntutan ini tidak hanya menggambarkan aspirasi lokal, tetapi juga resonansi dari gerakan global yang menuntut akhir dari era energi kotor.
Menjelang senja, aksi ditutup dengan ritual simbolik. Beberapa menuliskan garis putih di tanah, simbol penegasan bahwa garis batas telah ditarik: energi kotor harus berhenti, energi bersih harus segera dimulai.
“Perubahan menuju energi bersih bukan pilihan lagi, tapi keharusan. Kami berdiri di garis depan untuk memastikan masa depan yang hijau, bersih, dan berkeadilan,” seru Michelia, mewakili generasi muda Bengkulu.
Aksi itu mungkin hanya berlangsung beberapa jam, tetapi gema pesannya bisa jauh lebih panjang. Ia menjadi pengingat bahwa Bengkulu, dengan segala luka yang ditinggalkan PLTU, juga memiliki harapan besar lewat potensi energi bersihnya.
BACA JUGA:Rumah Warga Tertimbun Longsor di Air Besi, Bupati Arie Turun Langsung Bawa Bantuan
BACA JUGA:Mukomuko Terima SK PPPK Paruh Waktu, 1.879 Orang Segera Tercatat Resmi
Perjalanan menuju energi bersih tentu tidak mudah. Akan ada tarik ulur kepentingan, ada tantangan infrastruktur, dan ada kebutuhan investasi besar. Namun, seperti yang ditunjukkan aksi di Simpang Lima, tekad masyarakat sudah bulat.
Bengkulu bisa menjadi contoh bagaimana transisi energi tidak hanya soal teknologi, tapi juga soal keberanian politik, keberpihakan pada rakyat, dan keberlanjutan bumi.
Generasi muda yang turun ke jalan hari ini adalah bukti bahwa kesadaran sudah tumbuh, dan mereka tidak akan berhenti bersuara sampai perubahan benar-benar terwujud.
Seperti garis yang mereka tarik di aspal Bundaran Fatmawati, masyarakat Bengkulu ingin memastikan bahwa sejarah akan mencatat titik balik: dari energi kotor menuju energi bersih. Dari masa lalu yang penuh polusi menuju masa depan yang penuh harapan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


