Harga TBS Sawit di Mukomuko Turun Awal November, Ini Harga Tertinggi dan Terendahnya

MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM – Memasuki awal bulan November 2025, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kabupaten Mukomuko kembali mengalami penurunan. 

Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Pertanian (Distan) Mukomuko, harga TBS sawit di sejumlah pabrik yang beroperasi di daerah tersebut turun sekitar Rp20-30 per kilogram.

Saat ini, harga tertinggi TBS sawit di Mukomuko tercatat mencapai Rp2.980 per kilogram, sementara harga terendah berada di Rp2.870 per kilogram.

Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Ir. Pitriyani Ilyas menjelaskan bahwa harga TBS sawit yang tercatat pada awal bulan November ini mengalami penurunan dibandingkan dengan pekan sebelumnya. 

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Beri Surat Teguran untuk PKL Pasar Minggu, Denda Rp5 Juta Menanti

BACA JUGA:PKL Pasar Minggu Mengeluh, Pemkot Bengkulu Hanya Fokus pada Penertiban

"Untuk harga TBS sawit di tingkat pabrik di awal bulan November ini turun sekitar Rp20 hingga Rp30 per kilogram, jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sehingga, harga tertinggi TBS sawit di Mukomuko saat ini tercatat Rp2.980 per kilogram, sementara harga terendah berada di Rp2.870 per kilogram," ujarnya, Sabtu 1 Nivember 2025.

Pitriyani juga menambahkan bahwa sebelumnya, harga TBS sawit sempat menyentuh angka Rp3.120 per kilogram dalam beberapa hari terakhir. 

Namun, kini harga tersebut mengalami penurunan.

"Semoga harga sawit di Mukomuko bisa kembali naik dan stabil, sehingga tidak jauh berbeda dengan harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu," harapnya.

BACA JUGA:Kulit Semangka Jadi Camilan Sehat dan Ramah Lingkungan, Ini Cara Kreatif Mengolahnya

BACA JUGA:Kemenkop Dorong Kopdes Merah Putih Jadi Garda Terdepan Program Makan Bergizi Gratis di Daerah Kepulauan

Sementara itu, untuk harga TBS sawit sesuai ketetapan Pemerintah Provinsi Bengkulu, harga tertinggi untuk usia tanam 10-20 tahun saat ini mencapai Rp3.330,18 per kilogram.

“Kami berharap harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di daerah ini kembali stabil ke harga yang lebih baik, agar para petani tidak mengalami kerugian besar akibat fluktuasi harga,” tutupnya.

Sumber: