Tolak Aksi Anarkis, Keluarga Korban Pembunuhan Bocah Minta Proses Hukum Jangan Terganggu
Tolak Aksi Anarkis, Keluarga Korban Pembunuhan Bocah Minta Proses Hukum Jangan Terganggu--Nova/Rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Ketegangan memuncak di Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, pasca aksi warga yang merusak rumah milik tersangka pembunuhan dua bocah, Abiyu dan Arjuna.
Aksi ini dipicu rasa tidak puas terhadap penyelidikan yang hingga kini baru menetapkan satu tersangka berinisial PU (17).
Kemarahan warga meledak dengan merusak bagian-bagian rumah seperti jendela, dinding, hingga perabot rumah tangga, sebagai bentuk protes terhadap apa yang mereka anggap sebagai proses hukum yang belum menyentuh seluruh pihak yang terlibat.
Namun, pihak keluarga korban justru mengambil langkah berbeda.
BACA JUGA:Kades di Mukomuko Lapor Polisi Usai Ruangan Disegel dan Kendaraan Dinas Diambil Paksa
BACA JUGA:BBM Masih Lancar di Bengkulu Selatan, SPBU Kutau Imbau Warga Tak Khawatir
Mereka menegaskan bahwa amukan massa tersebut bukanlah kehendak mereka, dan bahkan telah berusaha untuk meredam situasi.
“Kami dari pihak keluarga sebenarnya sudah berupaya menahan warga agar tidak bertindak di luar kendali. Bahkan pihak Lanal Bengkulu juga sempat datang untuk meredam situasi. Namun warga kita yang sudah emosi sulit dikendalikan,” ujar Juliadi, ayah dari Arjuna.
Sementara itu, Gatot Eko Sriwidodo, ayah dari Muhammad Abiyu Alvis, menyayangkan insiden perusakan tersebut karena dinilai bisa mengganggu proses hukum.
“Dengan rusaknya rumah pelaku, dikhawatirkan alat bukti yang mungkin tersisa akan hilang. Ini tentu menyulitkan pihak penyidik untuk mengusut tuntas perkara ini,” ujarnya.
BACA JUGA:Prabowo Utus Jokowi dan Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan
BACA JUGA:Viral! WNA Ghana Mengamuk di Kalibata City, Imigrasi dan Polisi Bergerak Cepat Amankan Situasi
Kedua keluarga korban tetap menaruh kepercayaan pada aparat penegak hukum dan mendesak agar penyelidikan dilakukan secara menyeluruh.
Mereka menduga kuat bahwa pelaku utama tidak bekerja sendiri, mengingat kondisi jenazah yang ditemukan dalam karung dan berada di lokasi yang sulit dijangkau.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


