Bukan Sekadar Lomba! Ini Makna Panjat Pinang yang Jarang Diketahui Orang

RAKYATBENGKULU.COM - Setiap tanggal 17 Agustus, di berbagai sudut Indonesia, sorak-sorai warga terdengar riuh ketika sekelompok peserta berusaha memanjat pohon pinang yang licin untuk meraih hadiah di puncaknya. 

Lomba panjat pinang telah menjadi ikon perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, namun tak banyak yang tahu bahwa tradisi ini sebenarnya memiliki akar sejarah yang cukup panjang, bahkan bermula sejak masa penjajahan Belanda.

Catatan sejarah menyebutkan bahwa panjat pinang pertama kali digelar bukan untuk rakyat, melainkan sebagai hiburan bagi orang-orang Belanda pada perayaan hari besar mereka. 

Di masa itu, batang pinang dilumuri minyak atau pelumas agar sulit dipanjat, dan di bagian atasnya digantung hadiah berupa pakaian, makanan, atau barang-barang kebutuhan sehari-hari. 

BACA JUGA:Sertijab Polres Mukomuko: Sejumlah Kasat dan Kapolsek Berganti, Ini Daftar Lengkapnya

BACA JUGA:Bantuan Kemanusiaan Indonesia: Pulau Galang Disiapkan sebagai Pusat Pemulihan Korban Luka Gaza

Anehnya, yang diminta memanjat bukan orang Belanda, melainkan rakyat pribumi yang dijadikan tontonan. 

Dengan kata lain, awalnya lomba ini sarat dengan nuansa ejekan dan hiburan sepihak dari penjajah.

Seiring berjalannya waktu, setelah Indonesia merdeka, panjat pinang diadopsi kembali oleh masyarakat namun dengan semangat yang berbeda. 

Dari yang dulu simbol penindasan, kini menjadi ajang kegembiraan, kerja sama, dan semangat pantang menyerah. 

Perlombaan ini selalu dilakukan secara berkelompok, mengajarkan bahwa kemenangan hanya bisa diraih jika semua anggota tim bekerja sama dengan strategi dan saling membantu.

BACA JUGA:Kertas Pembuatan KK dan Akta Kelahiran di Dukcapil Mukomuko Tak Lagi Gunakan Blanko, Ini Alasannya

BACA JUGA:Semarakkan HUT RI ke-80, Pemprov Bengkulu Siapkan 11 Agenda Meriah

Makna lomba panjat pinang pun melekat erat dengan filosofi perjuangan kemerdekaan. 

Sumber: