HONDA

Ada Sekolah Swasta Belajar Tatap Muka, Syamlan: Permintaan Wali Murid, Penerapan Protokol Kesehatan Ketat

Ada Sekolah Swasta Belajar Tatap Muka, Syamlan: Permintaan Wali Murid, Penerapan Protokol Kesehatan Ketat

BENGKULU - Pemerintahan Kota (Pemkot) Bengkulu telah memerintahkan kepada semua SD dan SMP yang ada di Kota Bengkulu untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Walikota Bengkulu Helmi Hasan pun akan memastikan bahwasanya semua sekolah akan melaksanakan pembelajaran jarak jauh, sesuai dengan instruksi dari pemerintah pusat.

"Kegiatan belajar mengajar, sesuai dengan keputusan pemerintah pusat itu masih dilakukan di rumah," kata Helmi, Selasa (14/7).

Akan tetapi dari pantauan RB, sekolah yang berada di naungan Yayasan Ma'had Rabbani Bengkulu masih memberlakukan belajar dengan tatap muka. Dari keterangan salah satu wali murid di sekolah itu, membenarkan bahwa ada pembelajaran secara langsung.

"Insya Allah, aman. Kita lihat saja, untuk area sekolah pun sangat steril. Anak anak di kelas juga diterapkan protokol kesehatan," kata wali murid itu, yang enggan menyebutkan namanya.

Ia meyakini, untuk usia anaknya yang masih duduk di sekolah dasar itu. Akan lebih efektif bila dilakukan pembelajaran seperti biasa. Mengingat, perlu adanya arahan khusus dari gurunya di sekolah. Ia khawatir jika menggunakan sistem belajar via dalam jaringan (daring), maka anak akan kesulitan untuk menerima pelajaran tersebut.

"Kalau kita sendiri, yang mengajar akan sulit. Anak lebih giat belajar, jika sama ustazahnya," tambahnya.

Saat disinggung mengenai penyebaran Covid-19, ia berdalih bahwa hidup mati seseorang itu berada di tangan Sang Pencipta. Manusia hanya bisa berusaha. Dan usaha itu, ditujukan melalui penerapan Protokol Kesehatan yang sangat disiplin. Seperti penggunaan masker saat di kelas, memantau anak agar tidak saling bertukar alat makan, menjaga jarak antara siswa dengan guru, maupun antar sesama siswa.

"Insyaallah aman, dibandingkan jika anak banyak waktu di rumah. Malah akan susah dipantau. Karena tidak mungkin selalu melarang anak untuk keluar rumah ya," tukasnya.

Sementara itu, Pimpinan Yayasan Ma'had Rabbani Bengkulu, KH. Muhammad Syamlan saat dikonfimasi menyampaikan untuk protokol kesehatan diterapkan sangat ketat untuk sekolah tersebut. Dimana pihaknya memberlakukan shift.

"Yang awalnya 25 siswa jadi 12. Siapapun gak ada yang boleh masuk. Kecuali siswa, guru dan staf," ucapnya.

Ia menjelaskan pihaknya telah mempersiapkan, di depan setiap  kelas ada tempat cuci tangan. Sebelum masuk juga dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan thermo gun.

"Ini permintaan wali murid, jadi yang masuk ini yang minta saja. Maka kemudian kita fasilitas dengan syarat syarat yang ketat nanti," kata Syamlan.

Tidak semua wali murid, lanjutnya, mampu melakukan pendidikan di rumah. Misalnya kedua orangtuanya bekerja, atau tidak bisa membelikan HP atau laptop, jadi itu dinilai lebih berat.

"Di satu sisi orangtua memandang tidak aman jika anak belajar di rumah dengan HP. Ditakutkan anak terlalu asyik dengan HP. Ini bukan semata-mata bukan peraturan sekolah namun ini kehendak dari wali murid," imbuhnya.

Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu, Nopri Walihan, S.Pd, MM, menyampaikan pihaknya telah mengirimkan tim untuk meninjau terkait sekolah yang tetap melaksanakan pembelajarannya di sekolah. Pihaknya pun akan melakukan persuasif agar sekolah tersebut akan melakukan pembelajaran sesuai dengan pemerintah pusat. Mengingat di kota Bengkulu sendiri masih dalam zona orange.

"Kita ingatkan bahwasanya kegiatan belajar mengajar, sesuai dengan keputusan pemerintah pusat itu masih dilakukan di rumah," tambahnya.

Dia menjelaskan, saat ini Dinas Dikbud Kota Bengkulu masih menunggu laporan resmi dari pengawas sekolah. Terkait sekolah mana saja yang memberlakukan belajar tatap muka. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: