HONDA

Kerusakan Irigasi Bisa Makin Parah

Kerusakan Irigasi  Bisa Makin Parah

MUKOMUKO – Pemkab Mukomuko terus mendesak penanganan irigasi di Kabupaten Mukomuko terus dilanjutkan. Apalagi pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran ratusan miliar untuk penanganan irigasi kiri dan irigasi kanan Bendungan Manjuto tahun ini. Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mukomuko, Bustari mengatakan jika sampai batal penanganan sejumlah titik irigasi di Mukomuko oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Provinsi Bengkulu, maka akan berdampak buruk dengan daerah. Kerusakan yang terjadi akan semakin parah. “Kalau berdasarkan studi, ilmunya adalah ketika rehab irigasi tidak dilaksanakan dalam setahun, maka tahun berikutnya beban kita semakin meningkat,” kata Bustari. Jika di tahun ini, seharusnya didapat penanganan kerusakan irigasi sepanjang 100 meter. Akibat ditunda, maka tahun berikutnya, kerusakan irigasi jelas bertambah menjadi 200 meter. “Jadi beban penanganan makin bertambah, kalau tahun ini sampai batal penanganannya, kerusakan akan makin parah,” jelas Bustari. Petani sendiri akan was-was dengan kondisi bangunan irigasi. Terlebih lagi ada bagian yang sudah rusak berat yang semestinya bisa diperbaiki tahun ini, namun batal. Hal itu berpotensi akan mengurangi manfaat dari irigasi tersebut. “Kami sangat berharap, sesuai rencana kegiatan di tahun ini dapat berjalan. Kita jadi semakin was-was mana yang sudah rusak berat tidak sampai ditangani. Bahkan yang sebelumnya rusak sedang, jika tidak ditangani tahun ini juga bisa menjadi rusak berat di tahun depannya lagi,” terang Bustari. Proyek irigasi yang berpotensi batal direalisasikan tahun ini pekerjaannya di Mukomuko, diantaranya peningkatan jaringan Irigasi Kiri Daerah Irigasi (DI) Manjuto Rp 48,03 miliar, peningkatan jaringan Irigasi Kanan DI Manjuto Rp 45,03 miliar, dan rehabilitasi jaringan Irigasi Kiri DI Manjuto Rp 21,5 miliar. Lalu, pembangunan jaringan tersier Air Manjuto Rp 19,03 miliar, pelaksanaan giat Prom DI Air Manjuto Rp 1,4 miliar, dan supervisi masing-masing kegiatan dialokasikan Rp 945,4 juta. Bukan saja irigasi, Pemkab juga meminta penanganan erosi Sungai Selagan yang mengenai puing-puing bangunan Benteng Anna juga dilaksanakan. Sebab sudah sangat lama diharapkan pusat membangun bangunan penahan agar areal Benteng Anna tidak terus tergerus. “Pak Bupati sudah ke lokasi langsung bersama pihak BWSS VII, untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Kita berharap, tahun ini sudah ada alokasi dana hingga Rp 19,8 miliar untuk penanganan taha pertama. Jangan sampai batal, itu harapan kita,” harap Bustari.(hue)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: