HONDA

Kisah Perjuangan Pimpinan Corien Centre Melawan Covid-19, Dibayangi Kematian, Ingin Jadi Inspirator Covid-19

Kisah Perjuangan Pimpinan Corien Centre Melawan Covid-19, Dibayangi Kematian, Ingin Jadi Inspirator Covid-19

Owner sekaligus pimpinan lembaga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Corien Centre Bengkulu, Dr. HC Miswari Anwar Jidin tak menyangka jika Allah Sang Maha Pencipta akan memberikannya kesempatan untuk tetap bertahan hidup. Ini lantaran perempuan berusia 61 tahun tersebut sempat kritis setelah terpapar corona virus disease 2019 (Covid-19). Lalu bagaimana kisahnya? Berikut penuturannya. Hasrul, Kota Bengkulu PEREMPUAN yang terlahir pada 5 Agustus 1959 tersebut memang dikenal sebagai perempuan hebat dan kuat. Betapa tidak, di usianya tak muda lagi dia tetap bekerja keras mengurusi pekerjannya. Bahkan, dia memang aktif hilir mudik ke berbagai tempat untuk menuntaskan pekerjannya. Sebagai seorang master personality development dirinya merasa memiliki tanggung jawab profesi menjadi inspirator, motivator, trainer, serta menebar nilai-nilai positif kehidupan agar menjadi pribadi yang bahagia dan mampu berbagi kebahagiaan pada orang lain. Dalam melaksanakan tugasnya, dia selalu enjoy menikmati kehidupannya. “Aku bisa kembali menikmati hidup saat ini adalah satu mukjizat Allah yang sangat luar biasa, karena selama dua hari masa kritisku melawan Covid, saat itu aku pikir aku pasti mati, cerita hidupku sudah berakhir. Tapi ternyata Tuhan masih memberiku kesempatan untuk hidup dengan lebih bermanfaat lagi,” cerita Miswari mengawali kisahnya. Miswari sendiri dirawat di ruang isolasi RSUD M Yunus (RSMY) Bengkulu sejak 26 November 2020. Dia keluar dari ruang perawatan pada 8 Desember 2020. Kendati sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19, namun dia harus tetap melakukan isolasi mandiri di rumah, di kamarnya. Tak boleh kemana-mana dulu. Dia kembali mengisahkan, saat bergumul melawan Covid-19 dirinya berkomitmen, bila ia kalah maka memang sudah ajalnya tiba. Namun bila ia menang dan masih hidup, dia akan menjadi inspirator Covid-19. “Aku akan mengampanyekan bahaya Covid, aku akan bercerita pengalamanku agar masyarakat tidak abai dengan SOP dan bahaya Covid-19, memperhatikan imun dan hak-hak tubuh menghadapi bahaya Covid. Alhamdulillah sampai saat ini aku masih bertahan Insya Allah aku akan sehat,” ungkap Miswari dengan penuh semangat. Karena kesibukannya pada pekerjaannya, Miswari sampai melupakan kesehatannya. Namun pada awal November 2020, kondisi kesehatannya mulai menurun. Hingga dia harus keluar masuk rumah sakit, termasuk juga pengobatan tradisional. Namun kondisinya tetap drop hingga akhirnya setelah dilakukan pengecekan swab hasilnya dinyatakan positif terpapar Covid-19 pada 26 November 2020. Bahkan pada pukul 03.00 WIB, kondisinya benar-benar drop dan langsung dilarikan ke RSUD M Yunus (RSMY) Bengkulu. Diceritakannya, hari pertama di RSMY adalah saat saat tersulit dan menegangkan dalam hidupnya. Dirinya mengerang kesakitan, sesak nafas, dada sakit, kepala terasa ditusuk beribu paku, tenggorokan sakit, rasa pahit semua, badan lemas dan sakit semua. “Sungguh suasana yang sangat mengerikan. Berbagai peralatan bantuan pipa-pipa selang dipasang di tubuhku, di hidungku, di kakiku, lenganku. Tusukan jarum di sana-sini, di sekitar pusat paha kaki berulang ditusuk semua aku rasakan sangat sakit. Kondisi yang sangat tidak enak. Begini kulalui dengan sadar tidak pingsan, tidak tidur sedetikpun, sungguh sangat melelahkan,” cerita Miswari. Diungkapnya, saat itu apapun yang terjadi di sekelilingnya terekam mencekam di otaknya. Berbagai bunyi peralatan medis yang dia pakai. Mendengar rintihan anaknya yang menjaga, mendengar rintihan suara keluarga maupun pasien yang ada di sebelahnya semuanya terdengar jelas. Terkadang juga mendengar jeritan tangis keluarga dari pasien lain yang akhirnya meninggal dunia terpapar Covid-19. “Semua kudengar diantara sakit yang aku rasakan. Sangat sulit kulalui selama dua hari dua malam, selama kritis namun sadar. Aku menunggu per detik, Tuhan mencabut nyawaku. Saat itu aku hanya berpikir aku pasti mati,” ungkapnya. Miswari menuturkan, selama berjibaku melawan Covid-19, dirinya tetap bersemangat untuk sembuh. Apapun obat, bagaimana cara pengobatan, serta apapun makanan yang dia yakini membuatnya sehat, dia lakukan. Yang terpenting baginya usaha untuk sembuh. Alhasil itu berhasil. Pada 8 Desember 2020, dirinya diperbolehkan pulang oleh dokter kendati tetap harus melakukan isolasi mandiri di kamar rumahnya. Tak ada yang boleh menemuinya terkecuali sang anaknya yang memang setia dengan penuh kasih sayang menjaganya selama dia dirawat di rumah sakit. Miswari juga mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan, tidak mengabaikan imunitas tubuh, selalu menjaga kesehatan, menggiatkan pola hidup sehat sehingga terbebas dari Covid-19. Dia juga mengajak agar masyarakat dapat betul-betul menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak terpapar Covid-19 seperti dirinya. Dia menyatakan, masyarakat harus percaya Covid-19 alias tidak abai karena virus ini sungguh sangat menyakitkan. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: