HONDA

350 Ribu Anak Meninggal, 11 Ribu Lainnya Yatim Piatu

350 Ribu Anak Meninggal, 11 Ribu Lainnya Yatim Piatu

JAKARTA —Menjelang akhir masa penerapan PPKM Level 4 perpanjangan kedua yang rencananya akan berakhir besok (9/8), Pemerintah bakal kembali menggencarkan tes dan telusur di 7 wilayah aglomerasi di Jawa dan Bali.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan  mengungkapkan, tujuan dari testing (pemeriksaan) dan tracing (pelacakan) adalah untuk menemukan kasus-kasus baru secara cepat. ”Sehingga bisa mencegah penularan dan mempercepat tindakan treatment  untuk penyembuhan,” Kata Luhut kemarin (8/8).

Luhut mengklaim bahwa data testing sejak 1 Agustus 2021 menunjukkan adanya peningkatan. Padahal, menurut data yang diterbitkan oleh Satgas Covid-19 setiap harinya, jumlah tes per hari masih belum bisa mencapai target 300 ribu per hari. Bahkan kemarin (8/8) jumlah testing hanya tercatat 102 ribu orang.

“Kedepannya tracing yang dilakukan oleh TNI dan Polri perlu tetap didorong, meski didahului dengan pencatatan manual dan paralel dengan perekrutan digital tracer untuk menginput ke aplikasi SILACAK (Sistem Informasi Pelacakan),” jelas Luhut.

Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, total akumulasi akun SILACAK dari TNI Polri akhir-akhir ini kita pantau pertambahannya sudah cukup banyak. ”Jumlah tracer aktif per provinsi juga sudah tinggi di daerah Jawa dan Bali,” tambah Menkes Budi.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K Ginting mengungkapkan bahwa Pemerintah Daerah punya kewajiban untuk memenuhi target tes dan telusur  di wilayahnya.

Ginting menyebut, dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (imendagri) baik nomor 26,27 maupun 28, dalam pelaksanaan ppkm di semua level, baik 1, 2 3 atau 4, baik Jawa-Bali maupun non Jawa Bali, tertulis kewajiban kabupaten kota untuk melaksanakan contact tracing dan testing dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. ”Sehingga jika instruksi Ini dikerjakan, seharus nya (target tes dan telusur nasional,Red) tercapai,” jelasnya.

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto terus bersafari ke berbagai daerah. Baik di Jawa maupun luar Jawa. Itu dia lakukan untuk memastikan penanggulangan Covid-19 berjalan baik. Khususnya yang terkait dengan vaksinasi, tracing, dan penerapan protokol kesehatan.

Setelah datang ke Makassar pada Sabtu (7/8), kemarin (8/8) Hadi turun langsung ke Jogjakarta. Bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dia mendatangi Bantul dan Sleman.

Mantan kepala staf angkatan udara (KSAU) itu menyatakan bahwa bupati dan  kadinkes merupakan panglima perang di daerah dalam melawan Covid-19. Keduanya diminta memasifkan pelaksanaan testing, tracing, dan, treatment tidak putus. Mereka juga diminta menurunkan indeks mobilitas masyarakat dan  menyiapkan sarana dan prasarana isolasi terpusat (isoter). "Tiga langkah tersebut harus segera dilaksanakan," pinta Hadi.

Hadi juga menyampaikan hal tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Dia juga mengingatkan, virus korona tidak kenal libur. Maka dia meminta keikhlasan semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan Covid-19 untuk terus bekerja keras. Mereka juga diminta selalu waspada dan tidak lengah. "Dalam penanganan kasus Covid-19, kita harus bantu masyarakat dengan tulus, ikhlas, dan semangat," imbuhnya. Kepada para babinsa, babinpotmar, babinpotdirga, dan bhabinkamtibmas, Hadi meminta mereka melaksanakan tracing dengan baik.

Menurut Hadi, tracing kontak erat wajib dilaksanakan. Karena itu, dia ingin seluruh tracer melaksanakan tugas tanpa cela. ”Tenaga tracer harus segera melakukan tracing kontak erat kepada 15 orang terdekat jika menemukan kasus positif,” perintahnya. Tindakan tersebut juga harus dibarengi dengan pelaksanaan swab test antigen. TNI sebagai salah satu institusi yang diajak bekerjasama oleh Kemenkes, sudah menyebar tracer diberbagai daerah. Mereka juga dibekali kemampuan untuk melakukan digital tracing.

Di samping tracing, isoter pun menjadi perhatian Hadi. Dia meminta petugas bergerak cepat begitu ada masyarakat yang membutuhkan tempat isolasi. ”Arahkan untuk melakukan isolasi terpusat,” ujarnya. Karena itu, sejak awal dia meminta pemerintah daerah menyiapkan sarana dan prasarana isoter. Untuk masyarakat yang melakukan isolasi mandiri (isoman), dia tegaskan bahwa petugas juga wajib tanggap. ”Saya perintahkan kepada danrem dan dandim agar memberikan paket obat kepada para pasien Covid-19 yang sedang melaksanakan isoman dan pantau terus kondisi kesehatan mereka setiap saat,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Hadi tidak luput menyatakan bahwa pihaknya akan memerintahkan Pusat Kesehatan (Puskes) TNI mengirim 200 ribu dosis vaksin. Tidak hanya itu, Mabes TNI memastikan kesiapan penambahan tenaga kesehatan. Dengan begitu diharapkan penanggulangan Covid-19 di Jogjakarta dan sekitarnya semakin maksimal.

Vaksinasi oleh TNI dilaksanakan melalui program serbuan vaksinasi. Tiga matra TNI bergerak untuk membantu pemerintah mempercepat pencapaian target vaksinasi secara nasional. Serbuan vaksinasi oleh TNI kini menyasar semakin banyak masyarakat. Bahkan, tidak sedikit satuan TNI bekerja sama dengan dinas pendidikan untuk mulai menyuntikkan vaksin kepada para pelajar. ”Percepat vaksinasi guna membentuk herd immunity bagi masyarakat Bantul,” pintanya.

Keterlibatan TNI dalam penanggulangan Covid-19 bukan hanya terkait vaksinasi, tracing, dan protokol kesehatan. Mereka ikut membantu kebutuhan lain seperti menyediakan oksigen bagi masyarakat yang membutuhkan. Kemarin mereka mengirim KRI Semarang-594 dari Surabaya ke Kepulauan Bangka Belitung. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono melakukan itu lantaran ada permintaan bantuan dari pemerintah daerah setempat.

Berdasar informasi yang diterima Jawa Pos, mulai tampak kelangkaan oksigen di Kepulauan Bangka Belitung. Penyebabnya, terjadi kerusakan pada alat produksi oksigen medis di daerah tersebut. Untuk itu, Yudo segera menggerakan KRI Semarang-594. Kapal bantu rumah sakit milik TNI AL itu diharapkan bisa membantu menambal kekosongan suplai oksigen di Kepulauan Bangka Belitung. Adalah Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Bangka Belitung Kolonel Laut (P) Fajar Hernawan yang ditugasi mengawal operasional kapal tersebut di sana.

Menurut Fajar, KRI Semarang-594 dijadwalkan tiba di Kepulauan Bangka Belitung besok (10/8). Kapal itu akan lego jangkar di Perairan Tanjung Pandan tidak jauh dari pelabuhan. ”Selanjutnya oksigen-oksigen akan ditransfer menggunakan landing craft utility (LCU) ke darat,” jelasnya. Dari sana, oksigen tersebut didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Termasuk rumah sakit-rumah sakit yang kekurangan pasokan oksigen.

Pemberlakukan PPKM Level 4 berlaku hingga 9 Agustus hari ini. Belum ada tanda-tanda dari pemerintah, apakah akan memperpanjang lagi atau tidak. Guru besar Fakultas Kedokteran (FK) UI Tjandra Yoga Aditama menuturkan ada sejumlah pertimbangan yang dijadikan pemerintah untuk menentukan apakah kembali memperpanjang atau tidak.

Dia menuturkan untuk kasus kematian, saat ini rata-rata 1.500 kasus per hari. Sedangkan pada awal pemberlakukan PPKM darurat saat itu, kasus kematiannya adalah 491 per hari. ’’Jadi saat ini (masih ada, Red) kenaikan kasus kematian tiga kali lipat,’’ tuturnya kemarin (8/8).

Kemudian dia menyampaikan positivity rate di Indonesia saat ini masih 25 persen. Lima kali lipat dari patokan WHO yang hanya 5 persen. Dibandingkan dengan India, positivity rate Indonesia masih sekitar 10 kali lipatnya. Di negara beribukota New Delhi itu, saat ini positifity rate-nya sekitar 2,7 persen. Sementara itu di kota-kota besar di Jawa dan Bali, angka BOR turun. ’’Selain itu IGD tidak penuh lagi,’’ katanya.

Tjandra mengatakan ada sejumlah aspek yang bisa dipertimbangkan pemerintah untuk melonggarkan PPKM. Acuannya adalah community transmission tujuh derajat dan aspek respon kesehatan masyarakat. Dia menuturkan pada kabupaten atau kota yang kedua aspek itu mengalami perbaikan, maka dapat dipertimbangkan pelonggaran. ’’Penerapan pelonggarannya sedikit demi sedikit dengan amat hati-hati,’’ kata mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu.

Meskipun nantinya diputuskan mulai ada pelonggaran-pelonggaran, tiga prinsip dasar menekan pandemi tetap perlu diperkuat. Yaitu pembatasan sosial, testing dan tracing, serta vaksinasi.

Dia juga mengingatkan ada tiga hal yang patung jadi perhatian utama saat ini. ’’Perlu upaya maksimal untuk menurunkan angka kematian,’’ katanya. Kemudian pelaksanaan komunikasi risiko dengan baik. Pemberi penjelasan di lapangan adalah kombinasi pemerintah dan praktisi lapangan. Lalu terus melakukan analisa ilmiah yang valid serta lengkap untuk mengambil kebijakan.

Kematian Anak

Di sisi lain, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak perubahan di berbagai aspek kehidupan saat ini, termasuk bagi anak-anak. Selain adanya ketakutan akan terpapar Covid-19, anak-anak juga kerap berpotensi kehilangan orang-orang terdekat yang meninggal akibat Covid-19. Hal ini membuat banyak anak akhirnya harus menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu.

Merujuk data Satgas Penanganan Covid-19, per 20 Juli 2021, tercatat 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim, atau piatu. Pada sisi lain, jumlah anak yang terpapar Covid-19 sebanyak 350 ribu anak dan 777 anak meninggal dunia. Karena itu, pemerintah telah menetapkan kebijakan percepatan vaksinasi bagi anak-anak minimal usia 12 tahun.

Merespon hal ini, pemerintah pun telah gerak cepat. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkapkan, bahwa pihaknya melalui Balai/Loka Rehabilitasi Sosial dan Pendamping Rehabilitasi Sosial telah melakukan pendataan.

"Balai telah mendapatkan laporan mengenai anak-anak by name by adress akibat ditinggal orang tua yang meninggal karena terpapar Covid-19," ujarnya.

Data yang dipublish per 6 Agustus 2021 di Jawa Timur dari Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) misalnya. Tercatat, ada 166 anak yang saat ini kehilangan orangtua karena Covid-19. Dari jumlah tersebut 12 anak menjadi yatim piatu, 58 anak menjadi piatu, dan 89 anak menjadi yatim, serta 8 anak sedang dalam konfirmasi. Anak-anak ini tersebar di 7 kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur.

Sementara di Yogyakarta, terdapat 142 anak yang ditinggal oleh orang tuanya. Sebanyak 19 anak kehilangan kedua orang tuanya, 92 anak kehilangan ayah, dan 31 anak kehilangan Ibu. Terlaporkan juga sebanyak 10 orang dari 105 ibu hamil yang meninggal akibat Covid-19.

"Sejauh ini data akurat by name by adress masih dalam proses pengumpulan oleh tim kami di lapangan," katanya. Kendati begitu, imbuh dia, para pendamping telah melaksanakan respon kasus untuk anak-anak tersebut. Kementerian Sosial juga telah memberikan dukungan secara langsung melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) yang mencakup pemenuhan kebutuhan dasar anak. seperti bantuan obat-obatan, vitamin, tes swab/PCR, vaksinasi, dan kebutuhan dasar anak lainnya. Termasuk memberikan konseling kepada anak-anak dan keluarganya.

Konseling ini diberikan dalam bentuk terapi fisik, psikososial, dan mental spiritual. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi perasaan sedih karena kehilangan orangtua akibat Covid-19 dan membangkitkan kembali semangat mereka untuk melanjutkan hidupnya.

Selanjutnya, untuk mencegah anak kehilangan hak pengasuhannya, Kemensos juga telah mereunifikasi anak dengan keluarga besarnya, memfasilitasi pengasuhan alternatif melalui pengasuhan oleh orang tua asuh/wali/pengangkatan anak dan pengasuhan anak melalui panti-panti.

"Kita sudah mereunifikasi salah seorang anak bernama Vino (10) yang tinggal di Kutai Barat, Kalimantan Timur.  Ia menjadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal terpapar Covid-19," papar Mantan Walikota Surabaya tersebut. Didampingi oleh Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) dan Tim Respon Darurat Balai Budi Luhur Banjarbaru beserta pihak Dinas Sosial setempat, Vino berhasil dijemput oleh Kakeknya yang berasal dari Sragen. selanjutnya, ia akan diasuh oleh keluarga besar di sana.

Tidak hanya di Kutai Barat saja, lanjut dia, hingga saat ini pihaknya pun telah melakukan respon cepat terhadap anak-anak yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19. diantaranya di Kutai Kartanegara, Samarinda, Sukoharjo, Purwakarta, Bekasi dan Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Selain itu, Kemensos juga berupaya memberikan dukungan aksesibilitas untuk membantu anak agar dapat mengakses kebutuhan lainnya. Kemensos akan bekerja sama dengan Kementerian/lembaga dan NGO terkait agar hak-hak anak bisa terpenuhi. Termasuk, hak belajar.

92 Kasus Meninggal, 51 Diantaranya Probable

Kasus Covid-19 di Bengkulu Utara (BU) bukan hanya meningkat dalam hal jumlah penambahan kasus harian. Namun hingga kemarin tercatat 92 warga BU meninggal dengan rincian 41 positif Covid-19 dan 51 berstatus pasien probable Covid-19 atau suspect.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Ujang Ismail, SKM, M.Phil menuturkan jika mereka yang probable adalah mereka yang memang dirawat di rumah sakit dengan gejala klinis mirip Covid-19.

“Namun hasil swab PCRnya belum terbit dan pasien meninggal dunia, sehingga kita nyatanya probable. Kasus meninggalkan pasien probable ini meningkat dalam satu setengah bulan belakangan ini,” katanya.

Sebagian besar kasus probable yang meninggal dimakamkan sesuai prosedur Covid-19. Namun ia mengakui masih ada kelaurga jenazah yang menolak bahkan merebut paksa jenazah dari rumah sakit ketika akan dilakukan pemulasaran sesuai prokes.

“Kesadaran untuk pemulasaran ini yang masih sangat rendah, sedangkan potensi penularan jika dilakukan pemulasaran seperti jenazah biasa sangat besar,” ujarnya.

Saat ini ada 2.569 kasus Covid-19 di Bengkulu Utara atau terjadi penambahan 1.700 baru dalam 40 hari belakangan ini. Sebanyak 1.646 kasus sembuh dan 92 meninggal. Ini artinya masih ada 832 kasus aktif di Bengkulu Utara baik yang melakukan isolasi mandiri maupun dirawat di rumah sakit.

“Sejauh ini belum menunjukan adanya indikasi penurunan. Angka penambahan kasus masih meningkat, namun Pemkab sudah menerjunkan seluruh OPD yang kita harapan bisa berpengaruh positif pada menurunnya penambahan kasus harian,” pungkas Ujang. (tau/syn/wan/mia/qia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: