HONDA

Jelang Nataru, Harga Sembako Merangkak Naik

Jelang Nataru, Harga  Sembako Merangkak Naik

BENGKULU – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang tinggal beberapa hari lagi, sejumlah harga bahan pokok mulai merangkak naik. Diantaranya tepung, gula pasir, telur dan minyak goreng. Pantauan RB di Pasar Panorama kemarin, harga gula pasir saat ini naik menjadi Rp 590.000/karung (50kg) dari sebelumnya berada di angka Rp 550.000/karung, atau naik Rp 1.000 perkilogramnya. Selanjutnya tepung terigu dari harga Rp 175.000/ karung (25Kg) saat ini naik menjadi Rp 200.000/karung atau naik Rp 1.000 perkilogramnya. Selanjutnya minyak goreng saat ini harganya masih tinggi berada di angka Rp 20.000/liter untuk merek tertentu. Begitupun dengan harga telur Rp 48.000/karpetnya, saat ini mengalami kenaikan Rp 500 per karpetnya. Salah seorang pedagang di Pasar Panorama, Udin (45) mengatakan, kenaikan harga sembako ini sudah terjadi sebulan yang lalu secara bertahap. Ia juga mengatakan untuk saat ini belum ada tanda-tanda harga akan kembali turun. Ditambahkan Udin kenaikan harga ini tidak hanya menimpa bahan sembako saja akan tetapi bahan produksi lainnya juga mengalami kenaikan. “Sebenarnya kalau masalah barang itu ada, cuma ya itu tadi kita harus ikut harga. Kalau tidak ikut harga ya tidak dapat” Ungkapnya. Ia juga mengatakan, meskipun harga saat ini masih bisa dijangkau oleh masyarakat akan tetapi ia berharap agar segera ada kebijakan untuk menurunkan harga kembali normal. Mengingat menjelang libur Nataru yang biasanya juga diikuti dengan kenaikan harga Sembako. “Iya nanti ada operasi pasar, tapi masa nunggu masyarakat teriak-teriak kesusahan baru operasi, dari sekarang lah diantisipasi, tiap tahun tidak selalu begitu,” tegasnya. Pedagang lainnya, Jayus (39) mengatakan, meskipun saat ini masyarakat belum mengeluh akan kenaikan harga bahan pokok, karena kenaikannya yang masih relatif kecil, namun pedagang terpaksa harus mengurangi jumlah keuntungan yang didapat dari biasanya. “Cari lancarnya aja, kalau kaya mie itu biasanya kita ambil untung Rp 500, sekarang kita ambil Rp 200 ratus, kalau dinaikan nanti ibu-ibu protes,” keluhnya. (cw1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: