HONDA

Jadikan Tambak Sebagai Destinasi Wisata

Jadikan Tambak Sebagai Destinasi Wisata

KAUR, rakyatbengkulu.com- Pemkab Kaur berupaya untuk meningkatkan potensi wisata di Kabupaten Kaur. Mendukung penuh upaya para pengusaha tambak udang di Kabupaten Kaur untuk berbenah diri agar lingkungan tambak udang dapat dijadikan destinasi wisata.

Bupati Kaur H. Lismidianto, SH, MH berjanji akan memfasilitasi kebutuhan pihak pengusaha seperti menerbitkan Perbup atau mengajukan Perda terkait dengan IPAL. Ia berharap pengusaha tambak bersinergi dengan Dinas Pariwisata.

Sehingga selain untuk meningkatkan pendapatan di sisi tambak juga di bidang objek wisata di Kabupaten Kaur. Karena  sektor wisata merupakan  pendapatan ekonomi masyarakat yang sangat potensial.

“Petambak dengan pariwisata harus bersinergi sama-sama berbenah. Selain orang berwisata juga sambil melihat tambak akan menjadi daya tarik tersendiri datang ke Kaur.  Tentu ini perlu kita dibenahi bersama,” kata bupati usai menghadiri diskusi Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) yang diselenggarakan dalam Shrimp Club Indonesia (SCI) Seluma-Kaur, Senin (20/12) di gedung Serba Guna Kaur.

Sementara itu Ketua SCI Kaur-Seluma, Sulaiman Lululangi juga menyampaikan, saat ini terdapat sekitar 32 petambak yang tergabung dalam SCI. Tambak ini menyebar di sejumlah wilayah Kabupaten Kaur mulai dari Nasal hingga Kaur Tengah.

Terkait dengan IPAL pihaknya pascapertemuan Senin (20/12) sudah sepekan mulai berbenah. Diakuinya salah satu penyebab banyaknya virus menyerang tambak udang yakni bersumber dari limbah tambak sendiri.

“Kami tidak akan menunggu Perbup atau Perda. Kami sepakat akan melakukan perombakan kolam dan atau membuat IPAL tambahan, sebab yang akan rugi kami petambak sendiri bila tetap tidak merubah pola,” bebernya.

Disisi lain Kabid Perikanan dan Budidaya PPHP Dinas Perikanan Provinsi Bengkulu, Hidayatullah, M.Si, menerangkan, sudah seharusnya untuk kolam semi insentif minimal menyediakan kolam penampungan limbah atau IPAL dengan luas minimal 20 persen dari total air yang digunakan. Sehingga air ini dapat dikelola lagi sebelum selanjutnya dibuang ke sungai atau laut.

“Ini kalau pola ini diterapkan, petambak tidak akan merugi. Sebab limbah yang dibuang sudah mendekati sterilisasi, intalasi limbahnya juga harus standar,” terangnya. (wij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: