Kisah Jon, 20 Tahun jadi Tukang Sol Sepatu, Pernah 15 Hari Tak Ada Order
Jon, tukang sol sepatu di Pasar Minggu sedang menunggu calon pelanggan yang datang.--
Jon (45) begitu ia biasa disapa di kalangan sesama profesinya, sebagai tukang sol sepatu di Pasar Minggu. Sudah 20 tahun ia menggeluti usaha ini. Suka duka sudah banyak dilewatinya. Simak beritanya.
RINTO DIANTARA, Kota Bengkulu
Ditemui RB sore, (14/7) Jon sedang duduk santai menunggu calon pelanggan. Ia duduk di belakang meja berukuran sekitar 1 meter x 1 meter.
Di atas meja itu, terlihat banyak bahan untuk mengesol sepatu ataupun sandal. Sudah 20 tahun ia menggeluti profesi sebagai tukang sol.
Bahkan dari usaha ini pula ia mampu menghidupi istri dan ketiga anaknya hingga dua diantaranya sudah lulus SMA. Jon tinggal di Kelurahan Pengantungan.
BACA JUGA:Kisah Suara Hati Istri di Dunia Nyata, Suami Terancam 5 Tahun Penjara
Pria pekerja keras ini, setiap hari ia berangkat ke tempat usahanya mulai pukul 06.30 WIB dan baru pulang pukul 17.30 WIB. Ia lebih luka berjalan kaki.
Alasannya, selain untuk hemat juga bisa menyehatkan tubuh. “Jarak dari rumah saya ke Pasar Minggu tidak terlalu jauh, sehingga dengan usia saya saat ini, saya masih mampu untuk berjalan kaki,” ujarnya.
Himpitan ekonomi dan besarnya kebutuhan biaya hidup saat ini, membuat Jon semakin gigih berjuang untuk mereparasi sepasang sepatu atau sandal.
Semua itu dilakukannya semata-mata agar asap dapur tetap mengepul. Harga yang dipatok Jon bervariasi, tergantung dengan kerusakan yang harus ia perbaiki.
BACA JUGA:Mirip Kisah Suara Hati Istri, Alami KDRT dari Suami dan Teman Wanitanya
“Biasanya saya mematok harga Rp 15.000 untuk sepasang sepatu, tapi ada juga yang Rp 10.000 dan Rp 20.000 tergantung kondisi sepatunya. Jika hanya perbaikan kecil saja, kadang-kadang tidak saya kenakan biaya,” ungkapnya.
Jumlah pesanan yang biasanya diterima Jon setiap hari tak menentu. Terkadang Jon bisa menerima orderan sampai 20 pasang sepatu atau sandal perharinya.
Jika sedang sepi, kadang - kadang Jon tidak mendapatkan satupun orderan. “Apalagi saat pandemic Covid19 saya pernah sampai 15 hari tak menerima satupun orderan,” tutur Jon.
Meski demikian, ia tak pernah putus asa. Semua ia lakukan dengan semangat, dengan harapan suatu saat kehidupan ekonomi keluarganya akan berubah menjadi lebih baik lagi.
Ia pun belum memikirkan untuk mencari rezeki dari usaha lain, dan masih fokus untuk menjalani usaha yang sudah digeluti puluhan tahun ini. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: