HONDA

Dika, Lulusan Sarjana: Berhenti jadi Guru Honorer, Pilih Jualan Telur Rangrang

Dika, Lulusan Sarjana: Berhenti jadi  Guru Honorer, Pilih Jualan Telur Rangrang

Dika (29) sedang melayani pembeli telur semut rangrang yang dijualnya. --

Mikran Dika (29) yang biasa disapa Dika, sebelumnya merupakan honorer di salah satu sekolah. Namun karena hasilnya tidak menjanjikan, ia pun banting setir memilih berjualan telur semut rangrang. Omzetnya pun lumayan. Simak liputannya.

RINTO DIANTARA Kota Bengkulu

DIKA, begitu ia disapa. Sehari - harinya ia duduk di Jalan Danau tak jauh dari Danau Dendam Tak Sudah (DDTS).

Bersama beberapa pedagang lainnya, Dika menjual telur rangrang yang biasa digunakan untuk umpan pancing ikan maupun makanan burung.

Usaha yang dijalaninya selama 3 tahun ini, tidak berjalan mulus pada awalnya.

Menyandang titel Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Agama, ia sempat mencoba mengajar di salah satu sekolah menjadi guru honorer.

Namun karena gaji yang diterima jauh dari kata cukup, Dika memilih untuk mencari pekerjaan lain.

Awalnya ia melihat bisnis telur semut rangrang laris manis di pasaran.

BACA JUGA:Banting Setir dari Honorer, Buka Usaha Ikan Hias, Hasilnya Alhamdulillah

Dika sering bertanya-tanya kepada pedagang yang menjual telur ini.

tentang berapa keuntungan dan cara mendapakannya.

Saat itulah ia menilai ternyata bisnis ini memiliki potensi menguntungkan.

Dan tanpa pikir panjang keesokan harinya Dika mulai pergi ke hutan untuk mencari keberadaaan telur itu.

“Dulu saat kecil saya sangat sering menjumpai semut rangrang di setiap pohon yang saya lewati.

Tapi sekarang, jika dicari hampir 1 haripun tidak ketemu,” katanya.

Setelah satu bulan terlewati, Dika mulai paham lokasi-lokasi terbaik untuk mencari telur semut ini.

Hingga akhirnya ia mulai membuka usahanya, secara kecil-kecilan.

“Sekarang saya hanya perlu orang lain untuk mengambil dan mengantarkan telur ini.

Karena sekarang saya sudah mempunyai cukup banyak konsumen tetap, jadi saya tidak punya banyak waktu untuk mencarinya,” ungkap Dika.

BACA JUGA:Produksi 1 Ton Perminggu

Diakuinya, awal memulai bisnis ini, sempat mendapatkan banyak penolakan dari keluarganya.

Terlebih lagi, Dika merupakan seorang sarjana pendidikan.

Dimana pihak keluarga berharap ia bisa menjadi seorang pendidik atau bekerja di bagian keagamaan.

Namun Dika yakin dan tetap gigih dengan pilihan yang ia pilih.

Tak sedikit cemoohan yang ia dapat, baik dari keluarga maupun dari teman-temannya.

Tapi Dika tak menghiraukan itu semua dan tetap berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan usaha ini.

BACA JUGA: Tanam Ganja di Kebun Sawit, Pemilik Kabur Saat Disergap Polres Seluma

“Apa itu gengsi, karena di manapun berjuang untuk usaha sendiri jauh lebih baik dari pada memperjuangkan usaha orang lain,” pungkasnya.

Saat ini, dengan mengandalkan meja berukuran sekitar 2 meter x 1 meter tak jauh dari DDTS, Dika mampu mendapatkan omzet bersih, ratarata Rp 200.000 perharinya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: