Listrik di Bengkulu Zaman Belanda, Terpusat di Lebong Tandai dan Terpenuhi 24 Jam
Listrik yang sudah ada di Bengkulu sejak zaman Belanda, terpusat di Lebong Tandai dan Terpenuhi 24 Jam. --dok/rb
Pilihan s'Lands Waterkracht Bedriven (LWB) untuk sumber air PLTA Tes Bengkulu adalah sungai Lusang yang jernih. Aliran sungai ini bertepatan dengan Lebong Tandai yang merupakan salah satu wilayah penghasil emas yang menjadi garapan 2 perusahaan pertambangan emas Belanda kala itu. Lebong Tandai adalah salah satu desa di Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Sensasi Liburan di Pulau Tak Berpenghuni, Buat Suasana Hati dan Pikiran jadi Tenang
Di lokasi ini LWB sebagai perusahaan listrik negara era kolonial Belanda membangun bendungan bernama 'Tokorotan', sebagai sumber air yang digunakan untuk menggerakkan turbin PLTA. Keberadaan dan fungsi bendungan 'Tokorotan' sangat berarti, karena mampu memenuhi kebutuhan arus listrik.
BACA JUGA:Pilih Masker Sesuai Jenis Kulit, Salah Pilih Kulit Bisa Rusak, Tujuan Masker Menutrisi Kulit
Alhasil kebutuhan listrik di Bengkulu era kolonial Belada ini terpusat di Lebong Tandai. Di daerah ini kebutuhan listrik pun terpenuhi selama 24 jam, berkat sebuah turbin air di bendungan 'Tokorotan'. Bendungan ini menjadi peninggalan Belanda yang sangat bersejarah bagi kelistrikan di Bengkulu.
BACA JUGA:Meja Bundar Atau Kotak? Jangan Pusing, Pastikan Area Ruang makan dan Dapur, Pikirkan Sirkulasi Udara
Dengan pasokan arus listrik yang besar, LWB sebagai perusahaan listrik negara kala itu pun ikut menyuplai kebutuhan penerangan untuk warga sekitar. Masyarakat Lebong Tandai pun kebagian arus listrik yang sangat cukup, dalam artian kebutuhan listrik benar-benar terpenuhi 24 jam. Turbin listrik pun secara swadaya pun masih dipelihara dan dirawat oleh warga setempat.**
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: