HONDA

Legenda, Misteri dan Keunikan dari Pulau Salah Namo di Sumatera Utara

Legenda, Misteri dan Keunikan dari Pulau Salah Namo di Sumatera Utara

Pulau Salah Namo di Sumatera Utara menurut legenda, misteri dan keunikannya.--Foto: Facebook/Atika

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pulau Salah Namo berada di Kabupaten Batubara Sumatera utara. Jarak Pulau Salah Namo ini sekitar 19,3 Km dari bibir pantai Kuala Batubara.

Asal muasal nama dari Pulau Salah Namo ini menurut  cerita rakyat setempat, mulanya nama pulau ini mirip dengan nama organ kewanitaan. 

Karena banyak orang yang bertanya nama pulau tersebut kepada kaum wanita, mereka menjawabnya dengan Pulau Salah Namo. Lama-kelamaan nama Pulau Salah Namo ini menjadi populer.

Adapula pernyataan yang bertebaran saat ini dari mulut ke mulut, bentuk dari pulau ini apabila dilihat dari kejauhan mirip bentuk organ kewanitaan.

BACA JUGA:Bengkulu Punya Perairan Pulau Mega dan Pulau Enggano! Ini Luas Wilayah Tangkapan Ikannya

Pulau Salah Namo ini mempunyai keunikan, terlihat banyaknya batuan berwarna merah yang mengelilingi kawasan pulau ini.

Serta hamparan pasir putih dan banyak pepohonan yang rindang menjadi daya tarik wisata. Begitu juga dengan keindahan alam bawah lautnya.

Tidak heran pulau ini menjadi salah satu ikon pariwisata yang telah dilengkapi berbagai fasilitas yang telah dibangun.

Legenda Pulau Salah Namo di Batubara, dikutip dari sejarawan Batubara Effendi Tanjung, menceritakan kisah yang mulanya di musim panceklik panjang melanda tanah Batak.

BACA JUGA:WOW! Pulau Terpadat di Dunia Ternyata Ada di Indonesia

Masyarakat eksodus dengan mengikuti aliran Danau Toba, saat tiba di persimpangan di daerah Londut Aek Kanopan sebagian rombongan ke timur menuju ke arah Kualuh Ledong, sebagiannya lagi lurus menuju Tanjung Balai Asahan.

Ketika itu Sultan Asahan mendengar datangnya kaum Batak yang disambutnya dengan gembira, namun dengan persyaratan menanggalkan marga dengan mengganti nama dan dimelayukan (sunat rasul).

Persyaratan tersebut dipatuhi oleh rombongan tersebut. Akhirnya rombongan yang memasuki daerah Asahan diperlakukan sama oleh Sultan.

Ada pepatah "bukan kapak sembarang kapak, kapak dibuat pembelah kayu. Bukan Batak sembarang Batak, Batak ini Batak Melayu".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: