HONDA

Hampir Punah di Negeri Sendiri, Ayam Black Sumatra Dieksploitasi Besar-Berasan Pada Abad 19

Hampir Punah di Negeri Sendiri, Ayam Black Sumatra Dieksploitasi Besar-Berasan Pada Abad 19

Hampir Punah di Negeri Sendiri, Ayam Black Sumatra Dieksploitasi Besar-Berasan Pada Abad 19--rakyatbengkulu.disway.id

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com - Keberadaan ayam black Sumatra kini sudah nyaris punah di negeri kita sendiri.

Kok bisa? Ternyata eksploitasi besar-besaran pada ayam black Sumatra membuat keberadaannya sulit ditemukan. Ditambah lagi kini Belanda mengklaim bahwa ayam black Sumatra berasal dari sana. 

BACA JUGA:Breath Holding Spell: Anak Mendadak Berhenti Bernafas? Jangan Panik, Ini yang Perlu Orang Tua Lakukan

Padahal jelas ayam black Sumatra berasal dari Pulau Sumatera, tepatnya Sumatera Barat yang biasa dikenal sebagai ayam taduang.

Asal kamu tahu ayam black Sumatra dari impor dijual dengan harga kisaran Rp 15 jutaan. Angka yang cukup mahal untuk ayam yang berasal dari Indonesia. 

BACA JUGA:Kartu Tol Dihapuskan Diganti Let It Flo, Begini Cara Kerja Bayar Tol Tanpa Berhenti

Itu kenapa sekarang banyak orang mulai membudidayakan ayam black Sumatra. Bahkan kini di beberapa daerah seperti DIY dikembangkan ayam black Sumatra yang ukuran lebih besar, biasanya disebut dengan ayam black Sumatra large. 

Ayam black Sumatra ini diekspor ke Amerika pada tahun 1848, Inggris pada tahun 1902, serta ekspor ke Jerman tahun 1882, di ekspor ke Amerika dan Eropa dijadikan sebagai ayam sabung sebagai hiburan.

BACA JUGA:Minuman Bersoda Ternyata Bisa Merusak Gigi, Membuat Tulang keropos, Memicu Obesitas

Ayam black Sumatra memiliki postur tubuh yang tegap, padat serta memiliki warna hitam pada bulu dan ekor panjang menjuntai.

Selain memiliki postur tubuh yang indah dan warna yang elok ayam black Sumatra juga memiliki keunggulan dalam bertarung layaknya seperti ayam aduan lainnya.

BACA JUGA:Minuman Bersoda Bisa Memicu Rasa Kenyang, Atasi Masalah Pencernaan, Tingkatkan Kemampuan Menelan

Saat ini populasinya di negeri sendiri tidak begitu banyak, karena ada ekspoitasi besar-besaran pada abad ke-19 masa itu. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: