HONDA

Gunung Berapi Paling Aktif di Sumatera Barat, Ini Rentetan Kejadian Erupsi Gunung Marapi

Gunung Berapi Paling Aktif di Sumatera Barat, Ini Rentetan Kejadian Erupsi Gunung Marapi

Ini rentetan kejadian erupsi Gunung Marapi, gunung berapi paling aktif di Sumatera Barat.--dokumen/rakyatbengkulu.com

Adapun ketinggian Gunung Api Marapi sekitar 2.891,3 mdpl dengan adanya beberapa bagian kawah.

BACA JUGA:Penemuan Situs Gunung Padang, Benarkah Murni Buatan Manusia?

Adapun beberapa bagian kawah Gunung Marapi antara lain, Kaldera Bancah, Kapundan Tuo, Kabun Bungo, Kapundan Bongso, Kawah Verbeek atau Kapundan Tenga.

Karakter Gunung Marapi adalah berupa letusan dengan magma yang keluar dari gunung api dalam bentuk ledakan dan terbentuk endapan piroklastik (eksplosif) maupun lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan suatu ledakan (efusif) denga masa istirahat rata-rata 4 tahun.

Namun demikian sejak awal tahun 1987 sampai dengan saat ini, letusan Gunung Marapi menjadi bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya terpusat di kawah Verbeek.

Letusan gunung api biasanya disertai suara gemuruh serta adanya lontaran material seperti abu, pasir, lapili sesekali diikuti juga oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.

BACA JUGA:Heboh! Keberadaan Gunung Api Raksasa di Bawah Laut Pulau Sumatera, Berikut 4 Faktanya

Namun demikian, jenis yang berpotensi bahaya Gunung Marapi dapat mengancam keselamatan manusia dan harta benda yang terdiri dari awan panas, hujan debu lebat serta lontaran batu pijar dan lahar.

Umumnya kejadian aliran lava sangat jarang mencapai lereng bawah yang ada penduduknya, sehingga dengan demikian tidak membahayakan.

Sejarah Letusan Gunung Api Marapi

Letusan Gunung Api Marapi, tercatat sejak tahun 1807 yang sama dengan letusan di tahun 1822.

Dimana pada letusan tahun 1822. Terjadi kepulan asap hitam kelabu dengan disusul lelehan lava disertai sinar api merah tua dalam waktu seperempat jam.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Gunung di Sumatera yang Cocok Jadi Destinasi Wisata Mendaki Saat Libur Tahun Baru

Pascaletusan tersebut, terjadi asap dan awan debu selama setengah hari, selain itu teramati juga sinar api terus-menerus hingga keesokan harinya, dengan kerusakan yang diakibatkannya kecil.

Kemudian berikutnya terjadi letusan pada tahun: 1833, 1834, 1845, 1854, 1855, 1856, 1861, 1863, 1871, 1876, 1877, 1878, 1883, 1885, 1886, dan 1888. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: