Berdiri 2 Abad Sebelum Masa Wali Songo: Masjid Saka Tertua di Nusantara

BACA JUGA:Kisah Cicit Rasulullah SAW yang Dituduh Mencuri Uang di Masjid

Jamaah dimasjid Saka Tunggal ini berzikir dan bershalawat dengan nada seperti melantunkan kidung jawa. Menggunakan bahasa campuran Arab dan Jawa, tradisi ini disebut tradisi ura-ura.

Imam di masjid Saka tunggal ini tidak memakai penutup kepala yang biasanya digunakan di Indonesia.

BACA JUGA:As Sahabah, Adalah Masjid Paling Tua di Afrika, Infonya dari Zaman Nabi Muhammad

Seperti menggunakan peci, kopiah, tetapi mereka memakai udeng atau pengikat kepala. Khutbah jumat pun disampaikan seperti melantunkan sebuah kidung,

Pada Masjid Saka tunggal ini terdapat empat orang muazin yang menggunakan pakaian yang sama dengan imam.

BACA JUGA:Masjid Larabanga di Ghana Ini Modelnya Seperti Situs Tempat Pemujaan Kuno, Konon Dibangun Secara Misterius

Mereka memakai baju lengan panjang berwarna putih, memakai udeng bermotif batik, kemudian keempat muazin tersebut mengumandangkan adzan secara bersamaan.

Pada Masjid Saka Tunggal hingga pada saat ini masih melanjutkan tradisi untuk tidak menggunakan pengeras suara. 

Walaupun suara azan yang dikumandangkan oleh empat muazin sekaligus, suaranya terdengar begitu lantang dan merdu dimasjid saka ini.

BACA JUGA:Unik! Dibangun Setahun Sekali, Masjid Djenne di Afrika Menggunakan Lumpur Sebagai Bahan Bangunannya

Di masjid Saka tunggal ini terdapat ritual mengganti pagar bambu keliling dari masjid saka tunggalini. Prosesi Ritual ini diikuti oleh seluruh warga desa Cikakak, pada ritual yang disebut ganti Jaro Rajapine.

Ketika saat membuat pagar ada beberapa pantangan yang harus ditaati, Mereka dilarang berbicara dengan suara keras serta tidak boleh menggunakan alas kaki. 

Yang terdengar hanya pagar bambu yang dipukul. Dengan melibatkan ratusan warga, a dalam waktu 2 jam saja pagar sepanjang 300 meter ini selesai.

BACA JUGA:Gereja Berubah jadi Masjid, Ini Hukum dan Ketentuannya, Anda Wajib Paham!

Sumber: