Air Berusia Miliaran Tahun, Bagaimana Rasanya?, Terasa Sangat Asin dan Pahit

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM- Air merupakan senyawa yang penting untuk semua kehidupan yang ada di muka bumi ini. Rumus kimia dari air adalah H2O, dimana setiap molekulnya mengandung oksigen dan dua tom hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen.

Air menutupi hampir 71 persen permukaan Bumi. Dimana terdapat 1,4 triliun kilometer kubik air tersedia di Bumi. Sir sebagian besar dapat ditemukan di laut dan pada lapisan es yang berada di kutub dan puncak-puncak gunung. 

BACA JUGA:Kabar Gembira! KONI Pusat Bersama LPDP Membuka Pendaftaran Program Beasiswa S1 hingga S3 Tahun 2024

Selain itu, air juga dapat ditemukan di awan, hujan, sungai, permukaan air tawar, danau, uap air dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut selalu berpindah mengikuti suatu siklus air. 

Yaitu di mulai dari penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah yang meliputi mata air, sungai, muara dan menuju laut. Adapun air  yang bersih penting bagi kehidupan manusia.

BACA JUGA:Berdiri Sejak 1987, TK Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu Diresmikan Presiden RI Soeharto

Selain di muka bumi, sebagian besar air diperkirakan terdapat pada kutub utara serta selatan planet Mars, dan pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. 

Air dapat berwujud padat, cair dan gas. Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami yang ada di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.

BACA JUGA:8 Pencegahan dan Tips Menghilangkan Mata Panda dengan Cepat

Dalam pengelolaan sumber daya air yang kurang baik bisa menyebabkan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi serta menyulut konflik.

Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yaitu Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 

BACA JUGA:5 Cara Menjaga Kesehatan Mata, Konsumsi Juga 5 Buah-buahan Berikut Agar Mata Tetap Sehat

Tetapi, karena undang-undang tersebut dinilai bertentangan dengan UUD 1945 maka MK membatalkan seluruh pasal yang ada dalam undang-undang tersebut. 

Alhasil undang-undang Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan kembali berlaku untuk mengisi kekosongan hukum hingga adanya pembentukan undang-undang yang baru.

Sumber: