HONDA

Ayo Daftar Intermediate Fact Checking Training, Membentuk Garda Terdepan Melawan Mis-Disinformasi

Ayo Daftar Intermediate Fact Checking Training, Membentuk Garda Terdepan Melawan Mis-Disinformasi

Membentuk garda terdepan melawan mis-disinformasi, ayo daftar Intermediate Fact Checking Training.--dokumen/rakyatbengkulu.com

BACA JUGA:Stop Polusi! Dorong Transisi Energi Bersih di Sumatera, Masyarakat Desak Pensiunkan PLTU

Jurnalis di daerah yang sering kali bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan dalam konteks yang beragam, menjadi semakin rentan terhadap dampak negatif dari penyebaran informasi palsu.

Jurnalis di daerah memiliki posisi unik dalam menyajikan berita. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika lokal, masyarakat, dan peristiwa yang terjadi.

Namun, mereka juga menghadapi tekanan untuk memberikan liputan yang cepat, terutama dalam konteks berita lokal yang seringkali diabaikan oleh media nasional.

Sehingga meningkatkan keterampilan jurnalis di daerah dalam melakukan fact checking menjadi suatu kebutuhan mendesak untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada masyarakat adalah akurat dan dapat dipercaya.

BACA JUGA:5 Inspirasi Menu Sahur Enak Juga Bergizi, Cocok untuk Hari Pertama Puasa

Dalam konteks ini, terang Yunike, pelatiham Intermediate Fact Checking Training bagi jurnalis di daerah menjadi langkah yang strategis dan mendesak untuk meningkatkan kapasitas jurnalistik lokal dalam menghadapi dinamika informasi digital yang berkembang pesat.

"Pelatihan ini diharapkan dapat membentuk garda terdepan yang tangguh dalam melawan mis-disinformasi, menjaga kualitas berita, dan memperkuat hubungan antara media lokal dengan masyarakatnya," kata Yunike.

Intermediate Fact Checking Training, lanjut Yunike, merupakan salah satu teknik verifikasi mendalam yang dapat dipakai sebagai tindakan memerangi menyebarnya informasi tidak benar.

"Untuk itu, pada tahun ini AJI Indonesia berkolaborasi dengan Google News Initiative menyelenggarakan Intermediate Fact Checking Training di 5 AJI Kota di Indonesia," jelas Yunike.

BACA JUGA:Viral! Turis Malaysia Beri Rating 0 untuk Jakarta Diserbu Netizen Indonesia, Terbaru Meminta Maaf

Ditambahkan Organizer Intermediate Fact Checking Training-AJI Bengkulu, Beta Misutra, sebelum mengikuti kegiatan peserta diwajibkan mengikuti pelatihan awal di LMS cek fakta dibuktikan dengan e-sertifikat dari LMS cekfakta secara online. Ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi bagian dari peserta.

"Untuk link dan tata cara masuk ke LMS Cek Fakta akan dijelaskan setelah seleksi peserta yang terpilih mengikuti pelatihan," jelas Beta.

Dari AJI Bengkulu, sambung Beta, akan menseleksi sebanyak 25 peserta. Namun untuk jurnalis dari luar Kota Bengkulu yang dinyatakan lulus nantinya, panitia tidak menyediakan tempat penginapan bagi peserta terpilih.

Pendaftaran peserta, terang Beta, akan dibuka terhitung sejak Jumat 1 Maret - Jumat 15 Maret 2024. Sementara untuk yang berminat mengikuti training ini dapat berseluncur di link berikut ini https://bit.ly/IntermediateFactCheckingTrainingAJIBengkulu.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: