Training AJI-DW: Meningkatkan Kapasitas Jurnalis dan Jurnalis Warga dalam Pelaporan Isu Iklim
Meningkatkan kapasitas jurnalis dan jurnalis warga dalam pelaporan isu iklim AJI-DW menggelar training.--dokumen/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Masyarakat adat dan komunitas lokal di Indonesia memiliki peran penting dalam keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.
Mereka adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai krisis, termasuk krisis iklim. Eksploitasi besar-besaran sering kali memperparah krisis ini dan menjadi pemicu konflik agraria yang menyengsarakan masyarakat lokal.
Sayangnya, suara masyarakat terdampak sering kali tidak tersampaikan ke media massa.
Menyikapi hal itu digelar pelatihan Let’s Talk About Climate: Training Program for Journalists, AJI - DW Akademie yang berlangsung secara online diikuti 15 orang jurnalis dari berbagai platform media, 14-15 Juni 2024.
BACA JUGA:Demo Tolak RUU Penyiaran, Jurnalis Bengkulu Jalan Mundur Bawa Keranda Mayat ke DPRD
BACA JUGA:Peringati May Day 2024, AJI Serukan Kebebasan Jurnalis Indonesia dari Eksploitasi
Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina, mengungkapkan bahwa program ini menginisiasi pendekatan jurnalisme kolaboratif dengan fokus pada peningkatan kapasitas jurnalis lokal dan masyarakat adat untuk memantau krisis iklim di daerah mereka.
Menurutnya, penting bagi jurnalis untuk memahami permasalahan dan kearifan lokal terkait krisis iklim, sehingga dapat menghasilkan karya jurnalistik yang lebih baik dan terhubung dengan masyarakat lokal.
Program ini akan membekali jurnalis dan jurnalis warga dengan pengetahuan dan keterampilan dalam melaporkan isu iklim secara efektif, serta menumbuhkan kolaborasi antara jurnalis profesional dan jurnalis warga.
"Program ini juga mendukung jurnalis untuk menghasilkan laporan dan video berkualitas tinggi tentang isu iklim," kata Yunike.
BACA JUGA:Delvintor Alfarizi Siap Tampil Gemilang di MXGP Italia Setelah Tiga Seri Beruntun
BACA JUGA:Yayasan AHM Tanam Puluhan Ribu Mangrove untuk Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Yunike menjelaskan bahwa kegiatan ini dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, jurnalis lokal yang bekerja secara profesional di wilayah Bengkulu, dengan 15 jurnalis terpilih dari berbagai platform media yang telah diseleksi.
Kedua, jurnalis warga dari perwakilan masyarakat adat atau kelompok masyarakat lokal binaan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Bengkulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: