Mengkhawatirkan! SMKS 15 Kota Bengkulu Masuk Kawasan Dampak Polusi PLTU Teluk Sepang
SMKS 15 Kota Bengkulu masuk kawasan dampak polusi PLTU Teluk Sepang, 125 siswa terancam.--dokumen/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Mengkhawatirkan! SMKS 15 Kota Bengkulu masuk kawasan dampak polusi PLTU Teluk Sepang.
Akibatnya 125 siswa terancam kesehatannya karena mempunyai peluang besar sebagai "penerima" polutan berbahaya dari polusi tersebut.
Polutan berbahaya seperti NOX Dan SOX serta senyawa beracun lainnya mampu menyebar sampai dengan 200 km dari pusat polusi berada.
Sementara SMKS 15 Taruna Kota Bengkulu hanya berjarak 10 kilometer dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara Teluk Sepang Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Stop Polusi! Dorong Transisi Energi Bersih di Sumatera, Masyarakat Desak Pensiunkan PLTU
"Fakta ini menyatakan bahwa sebanyak 125 siswa SMKS 15 Taruna Bengkulu masuk dalam kategori kelompok yang mempunyai peluang besar sebagai 'penerima' polutan berbahaya tersebut," kata Manager Sekolah Energi Bersih Kanopi Hijau Indonesia, Hosani dalam keterangan resmi, Minggu, 7 April 2024.
Menurut pelajar SMKS 15 Taruna Bengkulu, dampak langsung dari PLTU yang mereka rasakan adalah debu dari angkutan batubara.
Pelajar mengalami gangguan pernapasan seperti flu dan batuk sehingga mengakibatkan proses belajar tidak kondusif.
Muhammad Febriansyah siswa kelas X SMKS 15 Taruna mengatakan bahwa kondisi lingkungan yang tercemar akibat energi kotor.
SMKS 15 Taruna menjadi kelompok yang berpotensi besar menerima dampak dari krisis iklim karena letak sekolah yang berada dekat dengan pesisir pantai.--dokumen/rakyatbengkulu.com
BACA JUGA:Pertamina Dukung Energi Bersih, Turut Berkontribusi dalam Mencapai Target Net Zero Emission
Fakta tersebut yang menjadi alasan bagi Sekolah Energi Bersih #2 melakukan kegiatan Roadshow untuk berbagi pengetahuan tentang dampak buruk energi kotor dan solusi untuk transisi energi bersih yang berlangsung beberapa waktu lalu.
SMKS 15 Taruna menjadi kelompok yang berpotensi besar menerima dampak dari krisis iklim karena letak sekolah yang berada dekat dengan pesisir pantai.
Secara keprofesian bidang pelayaran mereka akan menggantungkan masa depan pada laut sebagai ruang hidupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: