Bahaya Penggunaan Pupuk Kimia Secara Berlebihan
Bahaya Penggunaan Pupuk Kimia Secara Berlebihan --badri/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Saat ini penggunaan pupuk kimia di Indonesia kian meningkat, padahal penggunaan secara berlebihan bisa menyebabkan bahaya.
Ini dapat dilihat dari penggunaan pupuk kimia bersubsidi yang setiap tahunnya terus meningkat, dengan rata-rata total usulan pupuk bersubsidi melalui sistem Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) mencapai sekitar 22 juta ton.
Peningkatan bahan dasar dari pupuk kimia yang pada umumnya atau berkisar 70 persen masih dipenuhi dari luar negeri seperti Bahan baku utama pupuk adalah gas bumi, rock phosphat, sulfur, KCl, DAP, MOP, amoniak, asam sulfat, asam fosfat.
Beruntungnya, petani Indonesia masih mendapatkan subsidi dari pemerintah kendati ada bahan pupuk kimia bersubsidi yang dikurangi kadar unsur haranya.
BACA JUGA:Ops Musang Nala, 1 Tersangka Dilumpuhkan dan 4 Diamankan
Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi petani, apalagi pupuk non subsidi semakin melambung naik yang tidak diseimbangkan dengan harga komoditi pertanian yang dihasilkan.
Seperti yang diketahui bersama bahwa pupuk kimia adalah pupuk yang menyediakan unsur hara yang sifatnya sementara bagi tanaman bukan penyubur tanah.
Sehingga penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan membuat tanah menjadi tandus.
Hal ini bisa dilihat di lahan-lahan pertanian, di mana cacing tanah sudah jarang ditemukan di lahan pertanian yang sering menggunakan pupuk kimia.
BACA JUGA:Gaji 13 PNS dan PPPK Cair, Wajib Lampirkan Bukti Lunas PBB
Berbeda dengan pupuk organik, sehingga sangat disarankan kepada petani untuk beralih ke penggunaan pupuk lokal atau pupuk yang ada di sekitaran berdomisili.
Seperti pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan, sampah organik, dan humus, serta pupuk hayati yang ramah lingkungan, terjangkau, dan dapat meningkatkan hasil pertanian.
Saat ini, artikel-artikel atau konten video di bidang pengolahan pupuk organik banyak berseliweran di media sosial dan menjadi pandangan ke depan mengantisipasi naiknya harga pupuk kimia.
Petani harus update dengan memanfaatkan jaringan internet untuk belajar memaafkan sumber daya yang ada di sekitaran lokasi tempat tinggal masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: