HONDA

Tren Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti Meningkat, Kenali Cara Pencegahan DBD

Tren Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti Meningkat, Kenali Cara Pencegahan DBD

Tren Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti Meningkat, Kenali Cara Pencegahan DBD--ist/rakyatbengkulu.com

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Tren perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti pada saat curah hujan tinggi, berpotensi meningkatkan Demam berdarah dengue (DBD).

Oleh sebab itu pentig Anda  kenali cara pencegahan DBD.

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue, terutama pada anak-anak.Penyakit ini lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina yang terdapat virus dengue dalam tubuhnya.

Terdapat beberapa nyamuk lain yang dapat menjadi vektor DBD yaitu nyamuk Aedes Polynesiensis, Aedes Scutellaris dan Aedes Albopictus namun jenis ini lebih sedikit ditemukan.

Pentingnya pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko DBD untuk mencegah penyakit ini dan mengurangi angka kejadian.

BACA JUGA:Alokasi Pupuk Bersubsidi di Rejang Lebong Bertambah, Simak Rinciannya di Sini

BACA JUGA:Distankan Rejang Lebong Siapkan Petugas Pemeriksaan Hewan Kurban

Upaya pengendalian faktor risiko penyebab terjadinya demam berdarah dengue sangat diperlukan, untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas.

Karena belum ada spesifikasi yang jelas mengenai penanganan penyakit DBD.

Metode pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M yang dianjurkan pemerintah harus dilaksanakan sepanjang tahun, terutama saat musim penghujan. 

PSN meliputi menguras, membasuh tempat-tempat yang sering digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mengubur barang bekas yang berpotensi sebagai tempat tergenangnya air.

Program pencegahan tambahan yaitu Program 3M Plus mencakup menabur bubuk larvasida di tempat penampungan air sulit dibersihkan, penggunaan obat anti nyamuk, menghilangkan kebiasaan menggantung pakaian dalam rumah.

BACA JUGA:Astra Motor Dukung Posyandu untuk Anak Indonesia Sehat dengan Pembinaan Gizi

BACA JUGA:Mengungkap Stereotip Gen Z di Dunia Kerja: Apakah Benar Mereka Mental Lemah?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: