HONDA

AMSI Papua: Teror Bom di Kantor Redaksi Jubi Sebagai Ancaman Kebebasan Pers di Papua

AMSI Papua: Teror Bom di Kantor Redaksi Jubi Sebagai Ancaman Kebebasan Pers di Papua

Teror bom di kantor redaksi Jubi disebut AMSI Papua sebagai ancaman kebebasan pers di Papua.--dokumen/rakyatbengkulu.com

TIMIKA, RAKYATBENGKULU.COM - Serangan teror berupa pelemparan bom molotov di Kantor Redaksi Jujur Bicara (Jubi) yang terjadi pada Rabu dini hari, 16 Oktober 2024, sekitar pukul 03.15 WIT, memicu kecaman dari berbagai kalangan, termasuk Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) wilayah Papua.

Insiden ini dianggap sebagai ancaman serius terhadap kebebasan pers di daerah ini dan harus diusut tuntas oleh aparat kepolisian.

Sekretaris AMSI Papua, Irsul Panca Aditra, mengungkapkan bahwa teror bom yang menargetkan kantor JUBI ini menjadi preseden buruk bagi aktivitas jurnalistik di Papua.

"Kasus ini harus diusut secara menyeluruh oleh pihak kepolisian, terutama mengingat bahwa insiden serupa pernah menimpa rumah jurnalis senior dan Pimpinan Media JUBI, Victor Mambor, pada 23 Januari 2023," ungkap Irsul.

BACA JUGA:Kantor Redaksi Jubi Dilempari Bom Molotov, 2 Mobil Operasional Terbakar

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Gelar Bazar UMKM untuk Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

Dampak Serangan Terhadap Kebebasan Pers

Serangan yang terjadi di Kantor Redaksi JUBI mengakibatkan kerusakan pada dua mobil operasional yang diparkir di halaman kantor.

Kejadian ini tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga menciptakan rasa takut di kalangan jurnalis dan pekerja media lainnya di Papua.

Menurut Irsul, tindakan ini merupakan bentuk intimidasi yang mengancam kebebasan pers, yang seharusnya dilindungi oleh hukum. 

"AMSI Papua mengecam keras tindakan tidak terpuji ini. Kami meminta agar kepolisian segera menangkap pelaku dan menyelidiki motif di balik serangan ini," tegasnya. 

BACA JUGA:BPKD Rejang Lebong Lakukan Penagihan kepada 38.197 Penunggak PBB-P2

BACA JUGA:Merayakan 6 Tahun Barbel dan Penutupan Gema Loka: Membangkitkan Literasi Anak

Irsul menambahkan bahwa terjadinya serangan ini bisa menghentikan langkah para jurnalis dalam melakukan tugasnya dan menciptakan iklim ketakutan untuk berkarya.

Ia berharap agar semua pihak dapat menghormati kebebasan pers dan mendukung upaya jurnalis dalam menyampaikan informasi yang akurat dan berimbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: