Tanggapi Ancaman Erosi, Pemkab Mukomuko Prioritaskan Relokasi Rumah Warga di Daerah Rawan Longsor
Tanggapi Ancaman Erosi, Pemkab Mukomuko Prioritaskan Relokasi Rumah Warga di Daerah Rawan Longsor--Dok/KORANRB.ID
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) tengah menyiapkan rencana relokasi bagi rumah-rumah warga yang berada di bantaran sungai, menyusul semakin seringnya bencana erosi yang menyebabkan beberapa rumah ambruk ke sungai.
Dikutip KORANRB.ID Kepala Dinas Perkim Mukomuko, Suryanto M.Si menyatakan bahwa langkah ini diambil guna melindungi warga yang tinggal di daerah rawan bencana.
Menurut Suryanto, pendataan lahan potensial untuk relokasi sedang dilakukan, terutama bagi rumah-rumah yang terancam longsor atau banjir akibat luapan sungai.
"Kami sedang melakukan pendataan lahan yang bisa dijadikan lokasi relokasi bagi warga yang rumahnya berada di wilayah rawan bencana," jelasnya.
BACA JUGA:Vaksinasi Tekan Penyebaran Penyakit Ngorok pada Ternak di Kaur, 1.000 Dosis Disuntikkan
BACA JUGA:Dukun Palsu Dibekuk Polisi, Ngaku Bisa Gandakan Uang Rp6 Juta Jadi Miliaran
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengantisipasi dampak bencana erosi dan banjir, meskipun saat ini hanya berfokus pada relokasi perumahan, bukan pada penanganan langsung terhadap bencana tersebut.
Menurutnya relokasi ini penting karena rumah di bantaran sungai sangat berisiko.
Kini pihaknya ssedang menunggu persetujuan anggaran untuk melanjutkan program tersebut.
Sementara itu, sebanyak 365 rumah yang tersebar di 13 desa di Mukomuko telah terdata berada di kawasan rawan bencana.
BACA JUGA:Mahasiswa Dibekuk Polisi Usai Curi Sepeda Motor dan Dua Karung Kopi Milik Teman Sendiri
BACA JUGA:Cinta dan Karir Shio Naga, Ayam, dan Babi di 2025: Ramalan Terbaru yang Wajib Kamu Tahu!
Desa Tanjung Alai, Lubuk Saung, Air Buluh, dan Sungai Gading menjadi desa dengan risiko banjir tertinggi, sedangkan desa seperti Pondok Kopi, Air Rami, dan Talang Sepakat rawan mengalami longsor akibat erosi sungai.
Suryanto juga menyebutkan bahwa beberapa desa sudah siap menyediakan lahan untuk relokasi, meskipun pendataan belum sepenuhnya rampung.
"Dan sekarang ini sudah ada beberapa desa yang siap menyediakan lokasi lahan potensial relokasi perumahan warga yang ada di sepadan sungai. Namun berkaitan jumlah tersebut belum rampung begitu juga dengan lahan relokasi potensialnya," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST, MT mengungkapkan bahwa penanganan darurat di Desa Pondok Panjang Kecamatan V Kot, sudah dimulai oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) 7 Bengkulu, pasca surat keputusan tanggap darurat diterima.
BACA JUGA:Rahasia Kentang Lembut ala Restoran: Tips dan Trik yang Wajib Kamu Tahu
BACA JUGA:Kentang atau Ubi: Mana yang Lebih Baik untuk Diet?
Penanganan tersebut meliputi penyudetan alur Sungai Manjunto untuk mengurangi risiko longsor yang mengancam belasan rumah warga.
Penanganan dengan penyudetan sungai sepanjang 50 meter dengan lebar 10 meter, ini dilakukan untuk mengalihkan aliran air yang deras dan merusak tepian sungai.
Diharapkan langkah ini bisa mengurangi ancaman longsor hingga solusi relokasi siap dilaksanakan.
“Masa tanggap darurat ini selama 14 hari, terhitung tanggal M17 Oktober lalu. Maka dari itu kemarin 23 Oktobr 2024 tim BWSS 7 sudah memulai pekerjaan,” kata Apriansyah
Dengan masa tanggap darurat yang berlangsung selama 14 hari sejak 17 Oktober 2024, diharapkan langkah penyudetan ini bisa memberikan perlindungan sementara bagi warga hingga relokasi permanen terlaksana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: