Trauma Petir dan Kerugian Elektronik, Derita Warga di Sekitar SUTT Milik PT TLB
Tampak rumah warga berada di bawah jaringan transmisi--kanopi/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Cuaca mendung dan gerimis menyelimuti Desa Padang Kuas Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma, pada Rabu 13 November 2024, ketika 22 warga Dusun Jalur berkumpul di SDN 163 Seluma.
Mereka hadir untuk membahas dampak Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) milik PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) yang menyuplai listrik dari PLTU Teluk Sepang.
Namun, suasana berubah tegang saat suara petir tiba-tiba menggema.
"Astagfirullah, aiii ngerinyo petir, aku nengok anak di rumah dulu!" teriak warga setempat,Titi Marlena, dengan wajah panik sebelum meninggalkan ruangan.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa 2025 Sumenep Jawa Timur Rp335,5 Miliar: Detail Lengkap untuk Desa A-K
BACA JUGA:Musda HIPMI Bengkulu ke-XV Siap Digelar, Hanya Satu Calon Ketua yang Lolos Verifikasi
Tak lama kemudian, ia mengabarkan di grup WhatsApp bahwa dia tidak bisa kembali menghadiri pertemuan tersebut.
“Maaf aku idak balik lagi ke sekolahan, untung aku balik anak aku lah ketakutan karno katonyo pas ado petir tu ado suaro seperti listrik meletus di ruangan tamu," sampainya.
Cerita serupa dialami Pesi dan Deka, yang meninggalkan pertemuan untuk memastikan keselamatan anak mereka.
Trauma akan suara petir telah menjadi bagian dari keseharian warga sejak jaringan transmisi SUTT mulai beroperasi pada 2019.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa 2025 Pamekasan Provinsi Jawa Timur Rp191,9 miliar, Berikut Jumlah per Desa
Warga Dusun Jalur secara spontan mencabut kabel listrik dari alat elektronik setiap kali petir menggema.
Ketakutan ini bermula dari sejumlah peristiwa, mulai dari kerusakan massal peralatan elektronik hingga sengatan listrik yang dialami beberapa orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: