Healing, Self-Care, atau Escapism? Jangan Sampai Salah Kaprah!

Healing dan self-care itu penting, tapi jangan sampai malah jadi escapism!--Dok/KORANRBID
Tapi, kalau self-care dipakai buat alasan mager atau nggak mau ngapa-ngapain, itu bisa jadi escapism juga.
Dan terakhir ada Escapism, ini yang sering disalahpahami sebagai healing. Escapism itu lebih ke tindakan menghindari masalah tanpa menyelesaikannya. Contohnya:
• Nonton drama berjam-jam biar nggak mikirin kerjaan
• Terus-terusan liburan supaya lupa sama masalah pribadi
• Shopping nggak terkontrol buat pelampiasan stres
BACA JUGA:Tetap Bugar: 6 Jenis Buah Terbaik Dikonsumsi saat Buka Puasa
BACA JUGA:Kenapa Kita Sering Nggak Nyambung Saat Bahas Cowok dan Karier Sama Teman? Ini Penjelasannya!
Sekilas, escapism bisa bikin tenang, tapi efeknya sementara. Setelahnya, masalah tetap ada dan bahkan bisa makin besar. Kalau terus-terusan lari, kita nggak akan berkembang dan bakal sulit menghadapi kenyataan.
Healing dan self-care bagus kalau tujuannya untuk recharge energi dan menjaga kesehatan mental. Kalau kamu merasa lebih segar, lebih produktif, dan lebih siap menghadapi hidup setelah melakukannya, berarti itu memang healing yang sehat.
Tapi, kalau kamu jadi sering menghindari tanggung jawab, makin malas, atau bahkan merasa kosong setelah “healing”, itu tandanya kamu masuk ke escapism.
BACA JUGA:Kesehatan Darah: Jenis Buah yang Bisa Menambah Trombosit Secara Alami
BACA JUGA:Kenapa Kita Sering Nggak Nyambung Saat Bahas Cowok dan Karier Sama Teman? Ini Penjelasannya!
Jadi, Apa yang Harus Dilakuin?
1. Evaluasi tujuan healing – Apakah ini benar-benar buat pemulihan atau cuma pelarian?
2. Jaga keseimbangan – Self-care itu penting, tapi jangan sampai bikin kamu jadi terlalu nyaman sampai nggak mau keluar dari zona nyaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: