HONDA

Wali Kota Bengkulu Ingatkan Camat dan Lurah Pastikan Lingkungan Bersih Cegah Penyebaran DBD

Wali Kota Bengkulu Ingatkan Camat dan Lurah Pastikan Lingkungan Bersih Cegah Penyebaran DBD

--ist/rakyatbengkulu.com

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COMWali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, menegaskan pentingnya peran camat dan lurah dalam menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). 

Imbauan ini disampaikan menyusul tingginya angka kematian akibat DBD yang terjadi sejak awal tahun 2025.

“Sejak Januari hingga Juni 2025, empat warga Kota Bengkulu meninggal dunia karena DBD. Saya sangat berduka atas musibah ini,” kata Dedy Wahyudi di Kota Bengkulu, Kamis, 5 Juni 2025, dilansir dari antaranews.com.

BACA JUGA:Gubernur Lampung Hapus Pungutan Uang Komite Mulai Tahun Ajaran Baru 2025/2026

BACA JUGA:Gol Menit Akhir Behich Bawa Australia Menang Tipis 1-0 atas Jepang di Kualifikasi Piala Dunia

Guna menekan kasus DBD, Wali Kota meminta para camat, lurah, serta para ketua RT dan RW untuk menggiatkan program kebersihan lingkungan. 

Kebersihan ini sangat penting untuk mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penyakit DBD.

“Saya minta semua pihak, terutama camat dan lurah, bersama RT dan RW, aktif menjaga kebersihan. Jangan sampai ada lingkungan kumuh yang menjadi sarang nyamuk. Kita harus pastikan Kota Bengkulu bebas dari DBD,” tegasnya.

BACA JUGA:Libur Idul Adha 1446 H, Layanan SIM dan Pajak Kendaraan di Polres Bengkulu Selatan Tutup Sementara, Buka Kemba

BACA JUGA:Tips Ampuh Mengolah Daging Kambing Tanpa Bau Amis, Cocok untuk Sajian Spesial Idul Adha

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu melaporkan bahwa sebanyak 148 warga telah terinfeksi DBD sepanjang Januari hingga awal Juni 2025. 

Kepala Dinkes, Joni Haryadi Thabrani, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan gotong royong dan menjaga lingkungan agar tidak ada air tergenang yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

“Kami terus memperketat pengawasan dengan melakukan pemantauan wilayah terdampak, pembagian abate, serta jadwal fogging atau pengasapan secara selektif di lokasi yang ditemukan kasus minimal dua orang dalam satu lingkungan,” jelas Joni.

BACA JUGA:Mukomuko Terima Dana APBN Rp 3,7 Miliar, Ini Rinciannya untuk Program Pertanian 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: