Petani Mukomuko Diuntungkan! Tengkulak dan Bulog Berebut Beli Gabah

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko, Elxsandi Ultria Dharma, S.TP, M.Ec, D.Ev, --Bayu/rakyatbengkulu.com
MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM – Petani di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, kini mendapatkan angin segar setelah pemerintah menerapkan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk komoditas pertanian seperti gabah dan jagung.
Kebijakan ini memicu persaingan harga antara tengkulak dan Badan Urusan Logistik (Bulog), yang justru menguntungkan petani lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko, Elxsandi Ultria Dharma, S.TP, M.Ec, D.Ev, menyampaikan bahwa saat ini baik tengkulak maupun Bulog bersaing memberikan harga terbaik kepada petani.
Dampaknya, petani tidak lagi tertekan dengan harga rendah seperti sebelumnya.
BACA JUGA:Wagub Mian Puji Kepedulian Sosial Polda Bengkulu di Hari Bhayangkara ke-79
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Kucurkan Rp16 Miliar untuk Rehabilitasi Sekolah Tahun Ini
“Dengan adanya kebijakan HPP ini mereka ini (tengkulak dan Bulog) kini harus membeli gabah dan jagung sesuai dengan harga HPP, bahkan ada yang menawarkan lebih tinggi agar bisa tetap mendapatkan pasokan dari petani,” ujarnya.
Elxsandi menjelaskan bahwa HPP untuk gabah kering siap giling ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram, sedangkan jagung seharga Rp5.500 per kilogram.
Penetapan harga ini diharapkan mampu menjaga kestabilan harga di tingkat petani dan menciptakan sistem perdagangan yang lebih adil.
Dengan adanya HPP dan peran aktif Bulog, kini petani memiliki lebih banyak opsi dalam menjual hasil panen.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Lantik 1.411 PPPK, Wali Kota Tegaskan Disiplin dan Evaluasi Tahunan
BACA JUGA:Chamomile, Bunga Kelahiran Juni yang Melambangkan Ketangguhan dan Kedamaian
Mereka tidak lagi bergantung pada tengkulak yang sebelumnya sering menekan harga.
“Dengan diterapkannya HPP ini, maka para tengkulak tidak bisa lagi semena-mena menentukan harga di bawah standar. Kalau mereka ingin tetap bersaing mendapatkan gabah dan jagung dari petani, maka minimal mereka harus beli dengan harga HPP atau bahkan lebih tinggi,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: