Film 'Jodoh 3 Bujang' Angkat Isu Uang Panai dengan Sentuhan Komedi yang Berbudaya

<strong>RAKYATBENGKULU.COMstrong> - Film komedi drama keluarga terbaru &ldquo;Jodoh 3 Bujang siap menyapa penonton Indonesia mulai 26 Juni 2025.&nbsp;

Namun, di balik nuansa ceria yang ditawarkan, film ini ternyata mengusung pendekatan yang sangat hati-hati dalam menulis naskah, khususnya terkait isu budaya seperti uang panai, tradisi adat pernikahan suku Bugis-Makassar yang kental nilai sosial dan ekonomi.

Penulis skenario Erwin Wu mengungkapkan bahwa ia berdiskusi panjang dengan sutradara Arfan Sabran dan produser Chand Parwez untuk memastikan aspek budaya tidak disalahartikan. 

“Cukup hati-hati mungkin dalam penulisan masalah budaya aja, lebih-lebih ke takut ke arah sana, takut ada yang melampaui batas,ujarnya dalam acara gala premier film tersebut di Jakarta Selatan dikutip dari AntaraNews.com.

BACA JUGA:13 Sekolah di Bengkulu Selatan Masih Diisi Plt, Penunjukan Kepala Definitif Dipercepat

BACA JUGA:Hindari Canggung, Ini 7 Cara Ayah Dampingi Anak Perempuan Menghadapi Pubertas

Uang panai merupakan bentuk penghargaan dari pihak pria kepada keluarga mempelai wanita. 

Nilainya bisa mencapai angka yang cukup besar, dan kerap menjadi sorotan karena dianggap merefleksikan status sosial. 

Dalam film ini, isu uang panai menjadi salah satu konflik utama, namun dikemas dengan cara yang tidak menyinggung nilai-nilai budaya lokal.

Tak hanya budaya, komedi dalam film ini pun diracik dengan riset mendalam.

BACA JUGA:148 Desa dan Kelurahan di Mukomuko Ditargetkan Miliki AHU Koperasi Merah Putih pada 25 Juni 2025

BACA JUGA:Sindikat Narkoba Internasional Terbongkar di Bandara Hasanuddin, Empat Kasus Sabu Diungkap

Erwin mengaku melibatkan beberapa komedian lokal asal Makassar untuk memahami selera humor masyarakat setempat. 

“Untuk tahu batasan-batasan komedi yang relevan di sana seperti apa,” jelasnya. 

Sumber: