BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com - Alat musik dol dulunya hanya dimainkan pada saat Festival Tabot saja pada 1 - 10 Muharam.
Kegiatan tersebut untuk mengenang wafat nya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Hasan dan Imam Husen dalam Pertempuran Padang Karbala.
BACA JUGA:PDBI Kota Bengkulu Adakan Lomba Kejurprov Drum Band Tingkat Taman kanak-kanak
Masyarakat melakukan tradisi ini setiap tahun karena diyakini dapat melindungi mereka dari berbagai masalah dan penyakit. Kini hampir setiap acara di Provinsi Bengkulu memanfaatkan musik dol sebagai pembukaan.
Kebanyakan gran opening tempat atau launching brand tertentu juga menggunakan musik dol sebagai tanda.
BACA JUGA:Cegah Kanker dan Tumor dengan Sayuran Ini, Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati
Ini menunjukkan kesadaran untuk melestarikan dan rasa memiliki akan musik tradisional yang satu ini mulai tinggi di kalangan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, banyak kelompok mulai memainkan alat musik tradisional dalam berbagai suasana. Seniman Provinsi Bengkulu juga aktif menampilkan alat musik dol di kancah nasional dan internasional.
BACA JUGA:Pemilik Golongan Darah B Punya Empati Tinggi dan Kreatif, Yuk Cari Tahu Karaktermu
Musik dol kini bukan hanya milik seniman saja, masyarakat juga sudah terbiasa dengan alunan tabuhan dol beserta alat-alat lainnya yang menghasilkan nada indah.
Dol dibuat seniman dari bongkot kelapa atau bagian pada ujung pohon kelapa dekat akar yang terkenal sangat kuat namun sangat ringan. Diameter dol biasanya berkisar antara 70-125 cm dan tinggi 75-100 cm.
BACA JUGA:Ini ! Balapan Mobil Pertama di Bengkulu, Era Pemerintahan Kolonial Belanda
Umumnya bongkot kelapa yang digunakan yang sudah berumur lebih dari 10 tahun. Karya ini dikenal kuat dan ringan. Sebuah lubang dibuat di tengah tunggul yang dipotong.
Sedangkan bagian ujung atas dan bawah yang berlubang ditutup dengan kulit kambing, sapi atau domba.
BACA JUGA:Bendungan Musi Kejalo di Bengkulu, Suguhkan Pesona Alam dan Spot Mancing yang Menyenangkan