Tingkat kemahalan kopi Luwak bukan saja karena rasa yang diyakini lebih enak karena proses seleksi dan fermentasi oleh luwak. Tetapi kopi ini mahal karena langka. Sementara permintaan tinggi.
BACA JUGA:Dianggap Tak Berguna Ternyata Ampas Kopi Bisa Jadi Pupuk Tanaman, Begini 2 Cara Pembuatannya
BACA JUGA:Peyek Daun Kopi Khas Bengkulu, Ide Usaha Kreatif dari Masyarakat Desa Batu Ampar
Biji kopi Luwak diambil dari kopi kotoran hewan Luwak, yakni hewan sejenis musang.--DOK/RB
BACA JUGA:Ini Asal Usul Kopi ! Minuman Orang Islam Kedai Kopi Pertama di Dunia Ada di Mekah
BACA JUGA:Masih Soal Kopi ! Masuk Pertama Kali ke Belanda dari Arab, Barang Berharga dan Mahal
Asal usul kopi di Indonesia
Di Indonesia sendiri, pohon kopi pertama kali dibawa oleh penjajah Belanda. Sementara Belanda mendapatkan kopi dari Arab bagian Selatan, tepatnya negeri Yaman.
Kopi datang pertama kali di Belanda pada tahun 1663, mendarat di Amsterdam.
Bangsa Arab, menyebutkan biji kopi yang berwarna abu-abu tersebut dengan “qahwa” atau ‘kahwa’. Penyebutan nama ini pun menyerupai sebutan di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, yakni Kawe.
BACA JUGA:Soal Kopi ! Banyak Cara Menikmati, Ada yang Minum Kopi Daun hingga Dijadikan Makanan
BACA JUGA:Kopi Ijen, Arabika Bercitarasa Unik Perpaduan Asam Jawa dan Pedas, Digemari Wisatawan
2. Kopi Jacu;
Kopi Jacu adalah jenis kopi yang berasal dari Negara Brazil. Kalau sebelumnya kopi mahal asal Indonesia pengolahannya oleh Luwak, maka Kopi Jacu dari kotoran burung hitam besar bernama Jacu. Jenis kopi ini masih terbilang baru dibandingkan kopi lain di Brazil.
Kopi Jacu pertama kali dikembangkan awal 2000-an, oleh pemilik kebun kopi bernama Henrique Slopper. Awalnya kopi ini diciptakan secara tidak sengaja. Ketika itu, Slopper melihat ada burung Jacu di kebun kopinya.
Burung Jacu yang diketahui sebagai burung langka ternyata pengkonsumsi biji kopi. Slopper pun terinspirasi kopi Luwak Indonesia. Ia pun melakukan pengolahan kotoran burung Jacu tersebut. Hasilnya, luar biasa, kini kopi burung Jacu dihargai Rp 25,6 juta per kilogramnya.