Fakta Negara Jepang, Standar Jam Kerja Tinggi Dikuasai Lansia, Alami Krisis Populasi

Sabtu 06-01-2024,12:33 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Ana Mariyohana

Dimana konsep ini muncul sejak era Restorasi Meiji di tahun 1868, pada masa itu Jepang berusaha keras untuk mencapai tingkat ekonomi negara-negara industri barat.

Namun budaya kerja pada masa ini tidak segila pada masa lalu, Jepang masih dianggap sebagai negara dengan standar jam kerja yang tinggi.

BACA JUGA:Apakah Puasa 72 Jam Menjadi Cara Efektif Mendetok Tubuh? Begini Penjelasannya

Banyaknya pekerja yang lembur lebih dari 20 jam dalam seminggu, sehingga sekitar 53 persen pekerja yang tidak mengetahui jumlah cuti tahunan mereka. Hanya 52 persen peserta yang setuju keseimbangan antara kehidupan kerja serta pribadi sangat penting.

Hal inilah yang menjadikan Jepang sebagai negara dengan budaya kerja yang kuat (intens), apabila dibandingkan dengan negara-negara lain.

BACA JUGA:Mengapa Kulit Terlihat Kusam Saat Liburan? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Walaupun mempunyai budaya kerja yang kuat, Jepang saat ini menghadapi krisis penduduk, baik itu dari segi kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (demografi) yang serius. Dimana penduduknya terus menyusut, hingga pada saat ini generasi tua mendominasi populasinya.

Pada Oktober 2023, jumlah penduduk Jepang mencapai kurang lebih 124,34 juta jiwa, dengan 29,1 persen dari total populasi berusia 65 tahun ke atas. 

BACA JUGA:Bagaimana Memadukan Outfit agar Tidak Terlihat Gendut? Di Sini Tips Lengkapnya!

Hal tersebutlah yang menjadikan Jepang sebagai negara dengan proporsi lansia terbesar di dunia. Dimana krisis demografi tersebut sangat mencemaskan, hal ini dikarenakan tingkat kelahiran di Jepang terus menurun selama tujuh tahun berturut-turut.

Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan per wanita turun menjadi 1,26 persen pada tahun 2022, menyamai rekor terendah sejak tahun 2005.

BACA JUGA:Makeup Mudah Longsor? Begini Cara Makeup Mudah Agar Tahan Lama

Adanya faktor-faktor seperti penurunan minat untuk menikah serta mempunyai anak, juga berdampak signifikan pada tingkat kelahiran yang rendah.

Hampir seperlima dari pria dan 15% wanita Jepang tidak tertarik untuk menikah, sedangkan hampir sepersepuluh pria dan wanita di usia dua puluhan belum menikah.

BACA JUGA:Apa Pilihan Batu Akik Terbaik Mempercantik Perhiasan? Coba 6 Macam Akik Ruby

Dimana krisis demografi ini bukan hanya masalah sosial, tetapi juga mempunyai dampak yang besar pada perekonomian serta keamanan nasional di Jepang.

Kategori :