Gunung Slamet tercatat pernah meletus pada tahun 2009 dengan lava pijarnya, namun para sesepuh di Bambangan mengklaim bahwa gunung tersebut sejak zaman kakek buyut mereka sampai saat ini tidak pernah meletus.
BACA JUGA:Soft Opening Yodan District II oleh Yodan Group: Mewujudkan Konsep Pariwisata Modern di Bengkulu
2. Larangan Saat Pendakian Gunung Slamet
Para pendaki harus mematuhi larangan dalam pendakian di Gunung Slamet, terutama terkait dengan cuaca yang ekstrem di bulan-bulan tertentu.
Pernah suatu kali ada kejadian tragis yang menimpa seorang pendaki yang nekat mendaki pada saat cuaca buruk dan pada akhirnya meninggal di puncak Gunung Slamet tersebut.
Mitos dan larangan dalam pendakian melibatkan aspek spiritual, seperti tidak boleh berbicara sembarangan, buang air kecil atau besar secara sembarangan, mengeluh, atau berbicara kasar. Selain itu, menyentuh lutut juga dilarang dalam pendakian Gunung Slamet.
Dimana para pendaki dilarang juga mendaki jika sedang mengalami menstruasi.apabila melanggar larangan tersebut, maka dapat memicu kemarahan makhluk halus dan berdampak buruk bagi si pendaki dan sekitarnya.
3. Upacara Ruwat Bumi
Gunung Slamet merupakan tempat yang sakral bagi masyarakat Dusun Bambangan, di mana mereka melakukan upacara ruwat bumi setiap tahunnya pada bulan Sura dalam kalender Jawa.
Tujuan utama upacara tersebut adalah untuk menciptakan keseimbangan antara manusia dan alam serta memberikan ketentraman serta keselamatan.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa 2024 Banjar 3, Kalimantan Selatan! Cek Jawabannya di Sini
Upacara tersebut diadakan pada malam Kliwon, umumnya pada Selasa Kliwon atau pun Jumat Kliwon, sebagai penghormatan kepada bulan Sura.