BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Mengenal kuliner nusantara yang beragam dari Sabang hingga Marauke tidak ada habis-habisnya mencermikan kebudayaan masyarakat Indonesia.
Salah satunya kuliner nusantara pindang patin khas Sumatera Selatan yang merupakan interaksi budaya masyarakatnya.
Pindang Patin merupakan makanan berkuah tanpa santan yang dibumbui lengkap yang memiliki sensasi asam, gurih, segar dan lezat sebagai ciri khas kuliner Sumatera Selatan.
Pindang patin menjadi makanan masyarakat dari jaman kerajaan Sriwijaya dahulu hingga saat ini. Kuliner ini menjadi bentuk dari interaksi budaya masyarakat dengan alam sekitarnya.
Diketahui Sumatera Selatan ini memiliki Sungai Musi yang menghasilkan berbagai ikan sungai yang tentunya lezat ketika diolah.
Sumatera Selatan dengan wilayah yang sebagian besar rawa dengan berada di sungai musi membuat wilayah ini dipenuhi dengan limpahan ikan sungai.
Ikan sungai yang ada di Sungai Musi ini diantaranya : baung, betok, gabus, jelawat, juaro, patin, serandang, toman, bujuk, lais, dan belida.
Inilah yang menjadi cikal bakal interaksi budaya masyarakat hingga menciptakan berbagai kuliner khas dari Sumatera Selatan yang terkenal diantaranya pempek, model, tekwan dan pindang patin.
BACA JUGA:Kuliner Nusantara: Sejarah Serta Makna Ikan Mas Arsik, Sajian Khas Sumatera Utara
Dahulunya bukan hanya ikan patin yang dijadikan masakan berkuah ini termasuk baung dan toman.
Namun seiring berkembangnya zaman sehingga susah sekali sekarang mendapatkan ikan baung dan toman membuat masyarakat hanya bisa menggunakan ikan patin sebagai bahan bakunya.
Selain harganya yang murah rasanya juga hampir sama dengan baung dan toman. Mengapa pindang patin khas Sumatera Selatan ini dikaitkan dengan interaksi budaya masyarakat?
Karena lingkungan dan alam yang mendukung berikut juga setiap daerah memiliki ciri khasnya dalam mengolah pindang patin ini.
BACA JUGA:Wisata Kuliner 3 Tempat Lontong Tunjang Khas Bengkulu Cocok Untuk Sarapan Pagi