Bantu anak untuk mengalihkan energi mereka ke aktivitas yang konstruktif dan positif, seperti olahraga dan seni kreatif.
BACA JUGA:Kenali Jenis- Jenis Pemanis Buatan: Ada 4 Bahaya Pemanis Buatan bagi Kesehatan
Bimbing anak dalam memahami konsekuensi dari perilaku merusak milik sendiri maupun orang lain.
5. Sering bermain game yang penuh dengan kekerasan
Anak yang sering mengungkapkan kekerasan dalam permainan atau hobi mereka, akan memperkuat pola perilaku kekerasan.
Karena anak akan cenderung meniru perilaku karakter yang dimainkan dalam game ke dalam dunia nyata.
Peran orantua adalah membimbing anak untuk memahami perbedaan antara realita dan fiksi.
Beritahu konsekuensi dari menggunakan kekerasan dalam permainan atau hobi
6. Memiliki trauma
BACA JUGA:Kaya Nutrisi, Ini Dia 5 Manfaat Buah Sawo yang Dijuluki Si Buah Eksotis
Anak-anak yang pernah mengalami kekerasan atau trauma secara langsung, akan lebih rentan terhadap perilaku kekerasan sendiri.
Karena, anak telah terbiasa melihat hal-hal buruk dan tidak pernah mendapatkan pendidikan atau perhatian khusus untuk menghindarinya.
Cari bantuan profesional jika anak telah mengalami kekerasan atau trauma seperti psikolog.
Mereka akan membantu anak memproses pengalaman mereka melalui terapi.
Serta memberikan dukungan emosional yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang aman.
7. Mengisolasi diri