“Saat mereka melepaskan selendangnya, mereka akan terlihat seperti gadis biasa. Tapi kecantikannya luar biasa tak ada manusia di dunia yang bisa menandinginya.”
“Lalu di mana mereka menyimpan selendangnya ketika sedang mandi-mandi?’’
“Mereka menggantungnya di semak-semak sekitar telaga. Itulah yang aku tahu, mohon lepaskan tuanku, jangan sakiti aku, kasihanilah aku. Aku akan pergi karena sudah berkhianat dan membocorkan rahasia,’’ Nenek Bibi menghiba.
BACA JUGA:Bermula dari Kisah Sang Putri Rindu Bulan, Begini Asal Usul Suku Pekal di Bengkulu
BACA JUGA:Dijuluki Hobbitnya Indonesia, Ini Perbedaan Suku Mante Aceh dan Uhang Pandak Jambi
Tapi Serunting tak begitu saja melepaskannya.
Khawatir dirinya akan dibohongi.
Si Nenek Tua itupun dikutuk menjadi batu dekat monyet-monyet yang tadi membatu lebih dulu.
Malam keempat belas pun tiba.
Cerita si nenek tua benar adanya.
7 bidadari cantik melayang turun dari kahyangan untuk mandi sambil bersenda gurau.
Sementara itu, Serunting Sakti yang bersembunyi di balik semak-semak mencuri salah satu selendang bidadari itu.
BACA JUGA:Asal Usul Nenek Moyang Suku Bangsa Indonesia, Ini Dia Pendapat Para Ahli
BACA JUGA:Eksplorasi Budaya Suku Minangkabau dengan Matrilinealisme: Suku Turun dari Ibu bukan Ayah
Singkat cerita, ketika selesai mandi.
Enam bidadari menemukan selendangnya dan bisa kembali pulang.