Kisah Si Pahit Lidah : Menikahi Bidadari Bungsu ‘Sanggul Bagulung’

Sabtu 20-04-2024,14:11 WIB
Reporter : Peri Haryadi
Editor : Marsal Abadi

Pertapa tua itu berkelit dengan berbagai macam alasan.

Terpaksa Serunting menunjukkan kesaktiannya.

 “Nenek tua, lihatlah monyet yang ada di halaman mu itu? Dia ingin mencuri sesuatu dari mu. Pantasnya monyet pencuri seperti itu menjadi batu,” teriaknya.

Betapa mengerikan bagi si nenek tua ketika melihat monyet-monyet itu semuanya berubah menjadi batu. 

 “Ketahuilah, aku si Pahit Lidah. Jika tidak ingin menjadi seperti monyet itu, bicaralah dan beritahu aku siapa yang menenun kain itu?’’

BACA JUGA:Benarkah Suku Rejang Berasal dari Sarawak Kalimantan? Simak Ulasannya!

BACA JUGA:Jadi Salah Satu Suku Terbesar di Bengkulu, Ini Asal Usul Suku Rejang Berdasarkan Catatan Sejarah

Dengan badan yang gemetar ketakutan, Nenek Bibi menceritakan bahwa kain itu hadiah dari 7 bidadari untuk dirinya.

Penenun kain adalah ke-7 bidadari itu sendiri ketika mereka turun dari kahyangan tinggi ke bumi.

Serunting tambah penasaran. Dia mendesak Nenek Bibi menceritakan semuanya lebih detail.

Nenek Bibi keberatan. 

Namun, lagi-lagi Serunting mengancamnya dengan kutukan, akhirnya dengan terpaksa Nenek Bibi membuka rahasia besar.  

BACA JUGA:Tari Tradisional Kejei dari Suku Rejang Provinsi Bengkulu yang Sakral dan Mengandung Nilai-nilai Mistik

BACA JUGA:Benarkah Kehidupan Suku Enggano Bengkulu Terlukis dalam Relief di Kuil Hatshepsut Mesir?

‘’Ke-7 bidadari itu turun ke bumi untuk mandi di danau tak jauh dari rumah ini. Pada malam keempat belas setiap bulan. Aku ditugaskan menjaga tempat ini untuk mereka,” demikian Nenek Bibi.

“Seperti apa rupa bidadari itu. Cantik atau malah menyeramkan?” tanya Serunting kian penasaran.

Kategori :