BACA JUGA:Kisah Legenda Kebo Iwa, Asal Mula Danau Batur di Bali
Dikarenakan masyarakat sendiri lebih memilih tutup mulut pada saat kolonial Belanda mencari keberadaannya.
Hal ini dikarenakan kepemimpinan Ratu Samban yang merakyat dan membaur dengan rakyat.
Selain itu juga selalu memperjuangkan kepentingan rakyat.
Sehingga membuat penjajah Belanda juga kesulitan membedakan antara pemimpin yang dicari dengan rakyat biasa.
Beberapa ada yang menyebutkan kalau Marjati ini mempunyai ilmu belut putih.
Sehingga badannya licin seperti belut pada saat akan ditangkap.
Bukan itu saja, Mardjati atau Ratu Samban ini juga tidak mempan ditembak atau ditusuk senjata tajam oleh Kolonial Belanda.
Pada waktu membantai Asisten Residen dan Kontoleur di Air Bintunan.
BACA JUGA:Kisah Perjuangan Cinta Pria Miskin yang Percayai Ramalan Misterius Tentang Jodohnya
BACA JUGA:Kisah Batu Macan Mitos Peninggalan Kutukan Si Pahit Lidah, Melambangkan Simbol Ini
Oleh karena hal ini juga yang membuat sosok Ratu Samban ini menjadi disegani oleh rakyat pada masa itu.
Di tahun 1887 Ratu Samban akhirnya tertangkap oleh Kolonial Belanda di daerah Napal Putih Ketahun dan lalu dibawa ke benteng Fort Marlborough.
Akan tetapi beberapa saat kemudian para serdadu Belanda lainnya melaporkan telah menangkap Ratu Samban dan pengawalnya.
Hal ini membuat Mardjati atau Ratu Samban yang asli dilepaskan.