Bahasa isyarat ini menghantar pemahaman maksud seseorang dari isyarat yang diberikan melalui gerakan tangan.
Bahasa isyarat untuk mereka yang bisu tuli kebanyakan sudah diakui secara internasional.
Namun, uniknya penduduk di Desa Bengkala memiliki bahasa isyarat khusus, "Kata Kolok" atau bahasa tunarungu.
BACA JUGA:Nama Desa Pasaran, ‘Durian’ Digunakan 71 Desa se-Indonesia, Bagaimana Desamu? Ini Daftarnya
BACA JUGA:Nama Desa Pasaran, ‘Dolok’ Digunakan 130 Desa se-Indonesia, Bagaimana Desamu? Ini Daftarnya
Kata kolok digunakan di Desa Bengkala berbeda dengan bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia atau bahasa isyarat internasional.
Orang yang bukan berasal dari Desa Bengkala tidak akan mengerti bahasa isyarat "Kata Kolok".
Kata kolok pun sudah menjadi mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah di Kubutambahan Kabupaten Buleleng Bali Utara.
Penduduk yang tinggal di Desa Bengkala mempelajari "Kata Kolok" mulai kelas I-VI tingkat Sekolah Dasar.
Ketika kata kolok sudah dipelajari di sekolah, maka semua siswa, mereka yang memang tuna rungu maupun tidak menerima pelajaran yang sama.
BACA JUGA:Nama Desa Pasaran, ‘Danau’ Digunakan 65 Desa se-Indonesia, Bagaimana Desamu? Ini Daftarnya
BACA JUGA:Nama Desa Pasaran, ‘Candi’ Digunakan 80 Desa se-Indonesia, Bagaimana Desamu? Ini Daftarnya
Hampir Seluruh Penduduk Desa Bisa Bahasa Isyarat
Kenapa hampir seluruh penduduk di Desa Bengkala Kabupaten Buleleng Provinsi Bali ini bisa berbahasa isyarat?
Ternyata ada 44 orang warga Desa Bengkala yang merupakan tuna rungu sejak lahir.
Jumlah itu memang tergolong tinggi, pasalnya hanya dua sampai tiga bayi saja yang mengalami gangguan pendengaran parah bahkan sampai mengalami tuna rungu setiap 1.000 bayi yang lahir.