Unib Bantu Pelestari Tukik di Bengkulu Tengah Tingkatkan Kualitas Penangkaran

Senin 19-08-2024,19:38 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Universitas Bengkulu (Unib) membantu Kelompok Pelestarian Penyu Alun Utara di Kabupaten Bengkulu Tengah dalam meningkatkan kualitas penangkaran dan pembesaran tukik.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup tukik sebelum dilepaskan kembali ke lautan.

"Kami telah bekerja sama dengan Kelompok Penangkaran Alun Utara, para mahasiswa kami juga melakukan penelitian di sini," kata Dr. Yar Johan, Ketua Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Riset LPPM Unib untuk konservasi penyu dikutip antaranews.com, Senin, 19 Agustus 2024.

"Kami menemukan bahwa kematian tukik yang banyak akibat kualitas dan sirkulasi air di kolam pembesaran yang tidak dapat dipertahankan," ujarnya.

BACA JUGA:Kontingen PWI Bengkulu Siap Bersinar di Porwanas XXIV dengan Dukungan Penuh Pemerintah

BACA JUGA:Pemerintah Provinsi Bengkulu Gandeng Pihak Ketiga untuk Pengelolaan Destinasi Wisata Danau Dendam Tak Sudah

Ia menjelaskan bahwa kematian tukik tersebut akibat kualitas air di kolam pembesaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan tukik.

Oleh karena itu, tim pengabdian telah mengembangkan teknologi filter dan sirkulasi air pembesaran untuk meningkatkan kualitas air.

Dengan menggunakan teknologi tersebut, diharapkan dapat mencegah potensi kematian tukik sebelum dilepaskan kembali ke habitatnya.

Selain itu, tim pengabdian juga fokus pada pengembangan pengelolaan sampah organik bagi warga yang berada di pesisir pantai Bengkulu.

BACA JUGA:Anti Ribet dan Lezat: 4 Menu Sarapan Praktis untuk Pagi yang Penuh Energi

BACA JUGA:Tetap Segar Seharian: 7 Cara Menghindari Rasa Mengantuk Berlebih di Tengah Hari

Sampah organik menjadi permasalahan besar bagi penyu, menyebabkan kematian satwa langka karena memakan sampah-sampah yang ada di laut.

Dengan pengolahan sampah organik, diharapkan dapat mengurangi kuantitas sampah yang ada di sekitar pantai, menjaga habitat laut menjadi lebih baik, dan meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat.

"Masalah terbesar pengelolaan penyu adalah banyaknya sampah, salah satunya sampah organik," kata Prof. Agustin Zarkani, Anggota Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Riset LPPM Unib untuk konservasi penyu.

Kategori :