3. Udara Dingin Cepat Terkondensasi: Ketika udara dari awan induk naik dengan cepat, udara yang lebih dingin di lapisan atas terkondensasi menjadi awan pileus.
4. Pembentukan Awan Pileus: Lapisan ini terbentuk seperti topi di atas awan besar, namun biasanya tidak bertahan lama dan bisa cepat terserap kembali oleh awan induk yang sedang berkembang.
Kondisi yang Mendukung Terjadinya Awan Pileus
BACA JUGA:5 Fenomena Hujan Paling Ekstrem di Dunia
BACA JUGA:5 Fenomena Alam Langka di Indonesia
1. Kecepatan Updraft yang Tinggi: Awan pileus sering terbentuk di atas awan yang memiliki arus naik (updraft) yang kuat, seperti awan kumulonimbus selama badai petir.
2. Stabilitas Udara yang Tinggi: Lapisan atmosfer yang stabil di atas awan bisa memperkuat pembentukan awan pileus.
3. Kondisi Kelembaban Udara Tinggi: Uap air di udara membantu mempercepat proses kondensasi.
Karakteristik Utama
- Awan pileus biasanya tampak lebih tipis dan halus dibandingkan awan yang menjadi dasarnya.
BACA JUGA:Fenomena Microburst, Bagaikan Tsunami yang Jatuh dari Langit
BACA JUGA:Fakta Unik Ombak Bono, Fenomena Gelombang Pasang di Sungai Kampar
- Awan ini terbentuk di atas puncak awan besar yang berkembang secara vertikal.
- Bentuknya menyerupai penutup atau topi yang melingkupi puncak awan.
- Tidak tahan lama dan akan menyatu atau menghilang setelah awan induk terus berkembang.
Awan pileus sering kali menciptakan tampilan visual yang spektakuler, terutama saat matahari terbenam atau terbit.