Peserta diajak untuk memahami lebih jelas definisi hoaks, karakteristiknya, saluran penyebar hingga kiat-kiat dalam menangkal berita hoaks di momentum Pilkada ini.
BACA JUGA:Netralitas ASN Harus Dijunjung Tinggi, Pjs Bupati Rejang Lebong Ingatkan Kepentingan Masyarakat
BACA JUGA:Siap-siap, Usaha Lapangan Sepak Bola Mini di Kota Bengkulu Bakal Dikenakan Pajak
Hoaks atau dalam bahasa Indonesia disebut berita bohong merupakan informasi yang dapat dimanipulasikan serta bisa menyesatkan.
Hoaks dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti terjadinya kegaduhan sosial, dampak psikologis, kerugian ekonomi, berdampak hukum hingga kerugian materil.
Platform yang sering menjadi tempat saluran penyebar hoaks yang paling banyak yakni Facebook, kemudian YouTube dan WhatsApp.
Mafindo merilis terdapat 2.000 infromasi hoaks yang ditemukan selama semester pertama tahun 2024 ini. Angka tersebut hampir sama dengan total penemuan berita hoaks di tahun 2023.
BACA JUGA:Puluhan Formasi CPNS di Bengkulu Kurang Peminat, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Rayakan HUT ke-20, Gokana Ramen & Teppan Tebar Ratusan Hadiah Senilai Total Rp1 Miliar
Salah satu penyebab banyaknya angka penemuan berita hoaks ini karena adanya momentum Pemilu di awal tahun 2024, tepatnya pada Februari lalu.
"Umumnya berita hoaks yang berhasil diidentifikasi merupakan kebanyakan berita politik," ungkap Iyud.
Informasi bohong terkait pasangan calon hingga partai politik yang bertujuan untuk mempengaruhi opini publik sehingga bisa memperoleh keuntungan dari politik.
Sementara Siti Baroro mengungkapkan, terdapat beberapa hal yang terjadi dalam momentum Pilkada yang akan menjadi sasaran strategis untuk diberitakan secara tidak benar.
BACA JUGA:Fashion dan Shio 2025: Gaya Kece yang Bikin Kamu Makin Hoki di Tahun Ular Kayu
BACA JUGA:Resep Ala Resto Praktis 7 Menit Siap Saji! Mie Tumis Siram Ayam Ala Chef Devina Hermawan
"Baik itu informasi tentang seputar paslon juga partai, kemudian informasi tentang penghitungan dan hasil suara," ujar Siti.