Meskipun metode Salibu menjanjikan banyak keuntungan, teknik ini memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif, terutama dalam hal pemupukan, pengendalian hama, dan manajemen air.
BACA JUGA:Spesifikasi Lengkap Motor Listrik Honda EM1 e: & EM1 e: PLUS: Teknologi Modern dan Performa Tinggi
Keberhasilan teknik ini sangat bergantung pada perawatan batang yang tersisa setelah panen.
Proses Penanaman dan Perawatan Padi Salibu
Proses penanaman dimulai dengan budidaya padi secara konvensional hingga panen pertama. Setelah panen, batang padi tidak dicabut, melainkan dibiarkan dengan pemangkasan sekitar 5-10 cm di atas permukaan tanah.
Batang yang tersisa ini kemudian memunculkan tunas baru dalam beberapa minggu, yang berkembang menjadi tanaman padi yang siap panen kembali.
Untuk mendukung pertumbuhan tunas baru, pemupukan dengan nitrogen (N) dan fosfor (P) sangat dianjurkan.
Selain itu, sistem irigasi harus dijaga agar tetap optimal agar tunas dapat tumbuh dengan baik.
BACA JUGA:Ini Desa di Kabupaten Bone Bolango, Pohuwato dan Gorontalo Utara Raih Dana Insentif Desa Tahun 2024
BACA JUGA:Fitur Canggih Honda EM1 e: & EM1 e: PLUS: Kenyamanan Modern dalam Setiap Perjalanan
Manfaat Ekonomis dari Metode Salibu
Metode Salibu memungkinkan petani menghemat waktu tanam hingga 30-40 hari karena tidak perlu menyemai dan menanam bibit kembali.
Ini juga mengurangi biaya produksi secara signifikan, termasuk pengeluaran untuk bibit, tenaga kerja, dan bahan bakar mesin pertanian.
Padi Salibu memberi kesempatan untuk memperoleh tambahan panen dengan biaya yang minim, terutama di daerah dengan siklus tanam terbatas atau lahan yang kurang subur.
Tantangan dalam Budidaya Padi Salibu
Tantangan utama dari metode ini adalah kebutuhan pemeliharaan yang intensif setelah panen pertama. Tanaman harus dirawat dengan cermat, terutama dalam hal pemupukan dan pengendalian hama.
BACA JUGA:9 Manfaat Buah Alpukat untuk Kesehatan Pria yang Perlu Anda Ketahui