Makan Kacang Tanah Bisa Picu Kanker Hati? Begini Penjelasan Dokter Djaja Surya Atmadja

Jumat 11-10-2024,15:29 WIB
Reporter : Hellen Yuliana
Editor : Febi Elmasdito

RAKYATBENGKULU.COM – Benarkah makan kacang tanah bisa menyebabkan kanker hati? 

Dokter Djaja Surya Atmadja, seorang ahli forensik berpengalaman, memberikan penjelasan ilmiah tentang bahaya yang mungkin tersembunyi dalam kacang tanah yang tidak disimpan dengan baik.

Melalui kanal YouTube X-Undercover, dokter Djaja menjelaskan bahwa salah satu penyebab kanker hati adalah jamur yang dikenal sebagai aflatoksin, yang bisa tumbuh pada kacang tanah dengan kadar air tinggi.

Dalam diskusi yang diunggah di TikTok oleh akun @xolife_melia, dokter Djaja menjelaskan, "Orang suka makan kacang tanah, pernah nggak kalau makan ada yang pahit-pahit?" 

BACA JUGA:Paula Verhoeven Ungkap Kerinduan kepada Anak-anak Usai Gagal Beri Kejutan Ulang Tahun Kenzo

BACA JUGA:Desa di Kabupaten Halmahera Timur, Pulau Morotai dan Pulau Taliabu Raih Dana Insentif Desa Tahun 2024

Rasa pahit ini sering dikaitkan dengan kacang yang terkontaminasi jamur aflatoksin. 

Jamur ini biasanya tumbuh pada kacang yang dipanen terlalu cepat, di mana kacang masih mengandung banyak air.

Dokter Djaja lebih lanjut menjelaskan, "Kalau kacangnya sudah besar, baru layak dimakan. Tapi kalau kacangnya masih kecil dan tetap dipanen, kadar airnya tinggi." 

Kadar air yang tinggi menjadi lingkungan ideal bagi jamur aflatoksin untuk tumbuh, dan konsumsi kacang dengan jamur ini bisa menyebabkan kanker hati.

BACA JUGA:Ini Desa di Kabupaten Halmahera Selatan dan Kepulauan Sula Raih Dana Insentif Desa Tahun 2024

BACA JUGA:Desa di Kabupaten Halmahera Utara dan Tidore Kepulauan Raih Dana Insentif Desa Tahun 2024

"Tumbuh jamur yang disebut aflatoksin. Cirinya, kalau dimasak rasanya pahit. Kalau kacang yang lain tidak akan pahit, tapi yang terkena aflatoksin bisa menyebabkan kanker liver," ungkapnya.

Dokter Djaja juga berbagi cerita tentang bagaimana ekspor kacang tanah Indonesia pernah ditolak oleh beberapa negara karena terdeteksi mengandung aflatoksin. 

"Contohnya, Indonesia mau ekspor kacang ke Cina, tapi diperiksa dulu apakah ada aflatoksin atau tidak. Jika terdeteksi, beberapa ton kacang langsung ditolak," tambahnya.

Kategori :