Setelah kemerdekaan, Sudan Selatan juga dilanda konflik internal antara berbagai kelompok etnis, termasuk konflik antara suku Dinka dan suku Nuer.
Pemimpin politik terkemuka di Sudan Selatan, Salva Kiir Mayardit, yang juga merupakan presiden pertama negara tersebut, berasal dari suku Dinka.
Konflik etnis antara suku Dinka dan kelompok lain, terutama suku Nuer, menjadi sumber utama ketegangan politik di negara itu.
9. Sistem Pendidikan Tradisional
Masyarakat suku Dinka memiliki sistem pendidikan yang lebih bersifat informal.
BACA JUGA:Legenda Babiat Sitelpang, Harimau Pincang Opungnya Masyarakat Suku Batak
Anak-anak diajarkan keterampilan yang diperlukan untuk bertahan hidup di lingkungan mereka, seperti menggembalakan ternak, berburu, dan bercocok tanam.
Selain itu, nilai-nilai sosial dan norma adat juga diajarkan secara turun-temurun melalui cerita dan pengalaman hidup sehari-hari.
10. Musik dan Tari
Musik dan tarian memiliki peran penting dalam budaya suku Dinka.
Mereka menggunakan berbagai alat musik tradisional, seperti gendang, dalam upacara adat, perayaan, dan acara keagamaan.
Tarian juga sering kali dilakukan dalam kelompok, sebagai cara untuk mengekspresikan kebahagiaan, memperingati peristiwa penting, atau bahkan dalam proses pencarian jodoh.
Suku Dinka memiliki budaya yang kaya dan beragam, dengan identitas yang kuat berakar pada kehidupan pastoral, tradisi, dan spiritualitas mereka.
Meskipun mereka telah mengalami perubahan akibat modernisasi dan konflik.
Mereka tetap mempertahankan banyak aspek penting dari warisan budaya mereka.