BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kaur memulai program vaksinasi massal untuk melindungi ternak sapi dan kerbau dari penyakit ngorok yang terus meningkat.
Sebanyak 1.000 dosis vaksin telah disiapkan dalam upaya menekan penyebaran penyakit mematikan ini. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kaur, melalui Bidang Peternakan, memulai penyuntikan vaksin penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok. Penyakit ini belakangan menyebar dengan cepat, menyerang ternak sapi dan kerbau di wilayah Kaur. BACA JUGA:Dukun Palsu Dibekuk Polisi, Ngaku Bisa Gandakan Uang Rp6 Juta Jadi Miliaran BACA JUGA:Mahasiswa Dibekuk Polisi Usai Curi Sepeda Motor dan Dua Karung Kopi Milik Teman Sendiri Sebanyak 1.000 dosis vaksin disuntikkan, di mana setiap ekor ternak akan mendapatkan satu dosis. Vaksin ini merupakan bantuan dari Dinas Kesehatan Hewan (Dinkeswan) Provinsi Bengkulu, setelah Kabupaten Kaur mengajukan permintaan akibat meningkatnya kasus penyakit ngorok. "Alhamdulillah kita dapat 1.000 dosis bantuan vaksin, yang mana per hari ini (kemarin, red) mulai kita suntikan," ujar Kepala Dinas Pertanian Kaur, Kastilon Sirat S.Sos melalui Kabid Peternakan, drh. Rakhmad Fajar dikutip KORANRB.ID. Penyuntikan vaksin ini diprioritaskan untuk wilayah yang belum banyak ditemukan kasus ngorok atau daerah yang jauh dari pusat wabah. BACA JUGA:Cinta dan Karir Shio Naga, Ayam, dan Babi di 2025: Ramalan Terbaru yang Wajib Kamu Tahu! BACA JUGA:5 Tren Makanan Berbahan Dasar Kentang yang Viral di Media Sosial Beberapa wilayah yang menjadi fokus adalah Kaur Selatan, Nasal, Padang Guci Hulu, Padang Guci Hilir, Lungkang Kule, serta Tanjung Kemuning, Kaur Tengah, dan Kaur Selatan bagian atas, yang sebelumnya memiliki jumlah kasus lebih rendah. "Vaksin akan kita suntikkan di beberapa wilayah yang belum terlalu banyak ada kasus," jelas Rakhmad. Ia menambahkan bahwa vaksin ini diharapkan mampu membentuk kekebalan pada ternak dalam waktu satu minggu hingga satu bulan setelah penyuntikan, dengan kekebalan penuh yang tercapai dalam tiga bulan. "Mudah-mudahan dengan vaksin ini, jumlah kasus ngorok di Kaur bisa ditekan," harapnya. BACA JUGA:Manfaat Kesehatan Kentang: Superfood yang Sering Diremehkan BACA JUGA:10 Kreasi Resep Kentang Goreng Kekinian untuk Camilan di Rumah Namun, jumlah vaksin yang diterima saat ini masih jauh dari cukup untuk mencakup seluruh populasi ternak di Kabupaten Kaur. Dari total populasi 8.000 ekor sapi dan kerbau, hanya 1.000 dosis vaksin yang tersedia. Oleh karena itu, vaksinasi akan diprioritaskan di daerah dengan jumlah kasus tertinggi. Sampai saat ini, tercatat sudah ada 86 ekor ternak yang mati akibat penyakit ngorok, termasuk tiga ekor kerbau di Kecamatan Kaur Selatan wilayah perkantoran Padang Kempas. Kasus terparah terjadi di Kecamatan Tanjung Kemuning, di mana pada 8 Oktober 2024 lalu, 15 ekor kerbau mati akibat terjangkit penyakit ini. BACA JUGA:Promo Oktober Honda ADV 160: Bayar Rp4,5 Juta, Angsuran Rp1,5 Juta, Plus Free Cover Smart Key! BACA JUGA:APBN 2025: Pagu DAK, DAU, DBH, dan Tunjangan Guru di Pangandaran "Meskipun belum seluruh ternak bisa divaksin, langkah ini setidaknya bisa meredam penyebaran kasus yang terus bertambah," kata Rakhmad. Melihat semakin meningkatnya jumlah kasus, Rakhmad mengimbau para peternak untuk mengandangkan ternak mereka terlebih dahulu dan tidak melepaskan hewan ternak ke luar kandang. Penyakit ngorok sangat mudah menular, terutama jika ternak dibiarkan berkeliaran. "Kandangankan dulu ternaknya, jangan dibiarkan berkeliaran. Bagi yang ingin menyeterilkan kandangnya, kita juga menyediakan disinfektan di kantor yang bisa diminta langsung ke bidang peternakan," pungkasnya. BACA JUGA:Rahasia Kentang Lembut ala Restoran: Tips dan Trik yang Wajib Kamu Tahu BACA JUGA:Kentang atau Ubi: Mana yang Lebih Baik untuk Diet? Sebagai informasi, penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) adalah penyakit menular yang menyerang hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida, yang menyerang saluran pernapasan dan organ lainnya. Penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, terutama pada ternak dengan daya tahan tubuh yang rendah. Kasus ini kerap meningkat selama musim hujan.