RAKYATBENGKULU.COM - Jengkol, meskipun memiliki bau yang menyengat dan sering dipandang sebelah mata, telah berhasil mencuri hati banyak penggemarnya.
Makanan yang satu ini memang memiliki aroma khas yang dapat mengganggu bagi sebagian orang.
Namun, bagi mereka yang sudah terbiasa, bau tersebut justru menjadi tanda kenikmatan yang tak tergantikan.
Meskipun banyak yang merasa jijik dengan bau jengkol yang tajam, rasa gurih, sedikit pahit, dan teksturnya yang kenyal menjadikannya makanan yang sangat digemari.
BACA JUGA:iPhone 16 Ga Laku di China? Benarkah Huawei Jadi Alasan Utamanya?
Jengkol bisa diolah dengan berbagai cara, mulai dari digoreng, dibakar, hingga dijadikan sambal jengkol, gulai, atau rendang.
Bagi sebagian orang, jengkol lebih dari sekadar makanan.
Ia mengandung nilai nostalgia dan kenangan yang tak terlupakan, bahkan menjadi hidangan wajib di acara keluarga atau pesta.
Selain rasanya yang khas, jengkol juga menawarkan sejumlah manfaat kesehatan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jengkol dapat membantu menurunkan gula darah, mencegah diabetes, dan kulitnya dapat digunakan untuk obat luka bakar.
Namun, di balik manfaatnya, ada juga efek samping yang perlu diperhatikan, seperti risiko asam urat jika dikonsumsi berlebihan.
BACA JUGA:Rekrutmen Tenaga Honorer Ditiadakan Mulai 2025 di Kabupaten Rejang Lebong, Ini Kata BKPSDM
BACA JUGA:iPhone Konslet dan Mati Total? Banyak yang Belum Tahu Ternyata Ini Penyebab dan Solusinya
Hal ini disebabkan oleh senyawa asam jengkolat yang ada dalam jengkol, yang menjadi penyebab bau menyengat tersebut.