5. Terlalu Sibuk untuk Menyentuh yang Dalam
Deep talk butuh waktu dan ketenangan.
Sayangnya, dalam kehidupan modern yang serba cepat, banyak pasangan kehabisan energi untuk benar-benar duduk bersama dan bicara dari hati ke hati.
Energi sudah habis di kantor, di jalan, dan di urusan rumah tangga.
Akhirnya, percakapan yang terjadi pun sekadar “asal nyambung”, bukan “asal nyentuh”.
BACA JUGA:6 Tanda Kerusakan Ginjal yang Terlihat di Pagi Hari: Jangan Abaikan Sinyal Tubuhmu
BACA JUGA:Hal yang Harus Dipahami Sebelum Memutuskan untuk Menikah: Lebih dari Sekadar Cinta
6. Takut Konsekuensi Kejujuran
Kejujuran dalam deep talk bisa memunculkan ketidaknyamanan.
Ketika seseorang berkata, “aku merasa tidak dihargai saat ini,” pasangan mungkin akan langsung merasa disalahkan dan tersinggung.
Karena takut akan reaksi itu, banyak orang memilih untuk menahan perasaannya.
Kesimpulan
Deep talk bukan kemewahan, tapi kebutuhan.
BACA JUGA:Jangan Libatkan Anak dalam Konflik Perceraian: Luka Batin yang Tak Terlihat
BACA JUGA:Oknum Polisi Aniaya Mantan Pacar di Palembang, Terungkap Konsumsi Narkoba dan Acungkan Senjata
Ia adalah ruang di mana pasangan bisa tumbuh, saling memahami, dan memperkuat ikatan yang lebih dari sekadar rutinitas.